Oleh : Siti Hana Dzakirah

ARTIKEL (HALUANPOS.COM)-Bahasa Indonesia, sebagai bahasa nasional sekaligus bahasa persatuan bangsa, memiliki akar historis yang kuat dalam bahasa Melayu. Bahasa Melayu telah lama menjadi lingua franca di wilayah kepulauan Nusantara, jauh sebelum era kolonialisme maupun kemerdekaan. Salah satu aspek penting dalam sejarah bahasa Melayu adalah penggunaannya dalam tulisan Jawi sebuah sistem aksara Arab yang dimodifikasi untuk menuliskan bahasa Melayu.

Bahasa Melayu: Cikal Bakal Bahasa Indonesia
Sejarah mencatat bahwa bahasa Melayu sudah digunakan secara luas sejak abad ke-7 Masehi, sebagaimana terlihat dalam Prasasti Kedukan Bukit (683 M) yang ditemukan di Palembang. Bahasa ini kemudian menyebar ke seluruh wilayah maritim Asia Tenggara melalui jalur perdagangan, dakwah Islam, serta jaringan kekuasaan politik, seperti Kesultanan Melaka, Johor, dan Kesultanan Islam di Sumatera maupun Kalimantan.

MENARIK DIBACA:  Pengaruh Bahasa Inggris terhadap Perkembangan Zaman

Menurut Mahsun dalam bukunya Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi (2012), bahasa Melayu dijadikan dasar pembentukan bahasa Indonesia karena penggunaannya yang luas, struktur yang sederhana, dan peran historisnya sebagai bahasa antar-suku. Ketika Sumpah Pemuda dideklarasikan pada 28 Oktober 1928, bahasa Melayu secara resmi diangkat sebagai “bahasa Indonesia”.

Tulisan Jawi: Warisan Aksara Islam-Melayu
Tulisan Jawi adalah sistem penulisan berbasis huruf Arab yang diadaptasi untuk bahasa Melayu. Aksara ini mulai digunakan secara luas sejak masuknya Islam ke Nusantara, sekitar abad ke-13. Selain untuk kepentingan agama, tulisan Jawi juga digunakan dalam administrasi kerajaan, surat menyurat, karya sastra, hingga catatan sejarah.

Sebagaimana dijelaskan oleh Asmah Haji Omar dalam The Malay Peoples of Malaysia and Their Languages (1981), Jawi berperan penting dalam mengabadikan budaya Melayu dalam bentuk tertulis. Kitab-kitab keagamaan, hikayat, dan surat-surat kerajaan pada masa Kesultanan Aceh, Riau, dan Johor sebagian besar ditulis dalam Jawi.
Pengaruh Jawi dan Melayu terhadap Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia tidak hanya mewarisi kosakata dari bahasa Melayu, tetapi juga struktur kalimat, sistem fonologi, dan sebagian besar perbendaharaan kata sehari-hari. Pengaruh tulisan Jawi sendiri memang tidak terlalu tampak dalam bahasa Indonesia modern yang menggunakan alfabet Latin. Namun, Jawi merupakan saksi penting dalam perkembangan intelektual dan literasi masyarakat Melayu yang membentuk identitas kebahasaan Indonesia.
Tulisan Jawi, meski kini jarang digunakan di Indonesia, masih menjadi warisan yang hidup di Malaysia, Brunei Darussalam, dan sebagian wilayah Thailand Selatan. Di Indonesia sendiri, Jawi masih digunakan secara terbatas di pesantren dan lembaga kebudayaan Melayu, seperti di Riau dan Aceh.

MENARIK DIBACA:  Dari Jawi ke Latin: Transisi Aksara dalam Evolusi Bahasa Indonesia

Menjaga Warisan Bahasa dan Aksara
Dalam konteks pelestarian budaya dan bahasa, penting bagi masyarakat Indonesia untuk menyadari bahwa bahasa Indonesia bukanlah bahasa yang muncul secara tiba-tiba. Ia tumbuh dari akar sejarah panjang bahasa Melayu dan tulisan Jawi. Menghidupkan kembali pemahaman akan tulisan Jawi bukan berarti mundur ke masa lalu, tetapi menghargai perjalanan bahasa yang telah mempersatukan bangsa.

Sebagaimana dikatakan oleh Teeuw dalam Ciri-Ciri Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar (1984), bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari sejarah bahasa Melayu. Oleh karena itu, mempelajari kembali tulisan Jawi dapat menjadi salah satu cara memperkaya wawasan sejarah kebahasaan nasional kita.***

Penulis : Siti Hana Dzakirah (202401033)
Mahasiswa ISNJ Bengkalis, Jurusan Akuntasi Syariah

By admin