Pekanbaru (Haluanpos-com) – Dalam rangka pembinaan, pelestarian dan pengembangan budaya Melayu, maka kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen melakukan penandatanganan MoU dengan Kepala SMAN 7 Pekanbaru, Dr Hj Nurhafni, M Pd saat melakukan kunjungan di SMAN 7 Pekanbaru. Kamis (4/11/21)

Dimana penandatanganan MoU tentang pembinaan kebudayaan untuk mutu pendidikan di SMAN 7 Pekanbaru disaksikan oleh sekretaris Disbud Riau, Fuadi, M Ridwan Kabid Cagar budaya, Kasi Sabri, Edy Yulisman, A Syamsir SH serta beberapa para guru.

Kepala SMAN 7 Pekanbaru, Dr Hj Nurhafni MPd mengatakan, Selain penandatanganan MoU tentang kebudayaan, pihak Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, menyumbangkan beberapa buku pantun untuk sekolah. Tentunya, kami dari pihak sekolah memberikan apresiasi kepada Dinas Kebudayaan Provinsi Riau,” ungkap Nurhafni

MENARIK DIBACA:  Kadisdik hadiri Khatam Al-Qur’an di SMP N 34 Pekanbaru, Ismardi ; “ Pendidikan harus mempu membawa anak-anak dekat dengan Al-Qur’an”

“Dalam pelestarian budaya Melayu, maka kita semua harus mendukung terutama bagaimana menjaga, mengembangkannya sehingga nilai-nilai kebudayaan Melayu tetap terjaga secara turun-menurun

Perlu diketahui bahwa SMAN 7 Pekanbaru salah satu sekolah memiliki inovasi yang kreatif, seperti setiap siswa telah mampu menulis pantun di loby sekolah yang kita beri nama “Derma Pantun”.

Sementara Kadis kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen menyampaikan, Tradisi pantun memang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada sesi ke-15 di kantor pusat di Paris, Perancis.

“Selain itu nominasi pantun yang diajukan secara bersama oleh Indonesia dan Malaysia ini menjadi tradisi budaya Indonesia yang diakui oleh UNESCO,” pungkasnya.

MENARIK DIBACA:  Rumah Yatim Salurkan Bantuan dari Pengguna Tokopedia untuk Program Kado Akhir Tahun bagi Panti Asuhan

“Maka dari itu, sosialisasi tentang pantun perlu disampaikan kepada seluruh pelajar dan guru sehingga warisan budaya pantun ini bisa diketahui dan dijalankan oleh pelajar. Pelajar sebagai generasi muda harus bisa memahami keberadaan pantun sebagai warisan budaya, sehingga kedepannya keberadaan pantun tetap berkembang dari masa ke masa,” ujar Yoserizal Zen.(YS)

By admin