Peringati 90 Tahun Sumpah Pemuda, Aliansi Mahasiswa Riau Turun ke Jalan

0
1015

PEKANBARU(HPC)  – Setelah diadakannya Aksi Monolog selama 9 jam oleh BEM FMIPA UNRI pada Jumat (26/10/2018) pagi, mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Riau mewarnai jalan, guna memperingati momentum 90 tahun sumpah pemuda. Aksi nasional ini dilakukan sebagai bukti bahwa pemuda akan bangkit dari keterdiamannya selama ini. Tidak hanya di Riau, aksi nasional tersebut serempak dilakukan di seluruh Indonesia. Aksi yang ditunggangi oleh BEM Universitas Riau tersebut dihadiri ratusan mahasiswa lainnya membersamai ke depan gedung DPRD Provinsi Riau.

Sebelum bertolak ke titik aksi, BEM Universitas Riau melakukan aksi penjemputan massa ke Fakultas se-lingkungan Universitas Riau. Sekitar pukul 13.00 WIB, massa dari BEM FMIPA dijemput dengan mobil kap berwarna hitam, lengkap dengan speaker sebagai andalan saat orasi. Popo Haryanto sebagai koordinator lapangan mempersilahkan Syafrul Ardi selaku Gubernur Mahasiswa untuk menyampaikan sedikit orasinya.

Dalam orasi singkatnya, Syafrul mengajak rekan-rekan mahasiswa lain, agar ikut tergabung dalam aksi nasional tersebut. Syafrul juga mengatakan bahwa pemuda sudah seharusnya bangkit dari keterpurukan.

“Sudah sepatutnya kita sebagai mahasiswa untuk memaksimalkan peran kita. Mahasiswa sebagai agent of change, agent of control,” ujar Syafrul dalam orasi, Senin (29/10/2018)

” Lihatlah, 4 tahun kepemimpinan Jokowi sebagai pemimpin! Tapi apa yang sudah kita rasakan, kawan-kawan(?) Inilah momen kebangkitan pemuda setelah 90 tahun bagaimana pemuda dulu totalitas dalam menjalankan perannya sebagai pemuda pembawa perubahan.” Sambung Syafrul.

Setelah penyampaian orasi singkat tersebut, massa aksi kemudian menjemput rekan-rekan ke Fakultas lainnya serta Fakultas yang ada di Gobah. Kemudian, barulah massa aksi langsung menuju ke titik aksi, yakni Gedung DPRD Provinsi Riau.

Seperti aksi yang telah berlalu, aksi nasional kali ini juga memainkan emosi para massa aksi dengan melakukan aksi dorong-dorongan bersama pihak kepolisian. Namun, tidak anarkis. Sekitar pukul 15.33 WIB, massa aksi yang dikomandoi oleh Popo Haryanto meminta izin untuk melaksanakan sholat ashar di mesjid yang ada di dalam gedung DPRD. Namun, 15 menit sudah meminta izin, pihak DPRD tidak memberikan tanggapan dengan baik. Meskipun begitu, mahasiswa tetap melaksanakan sholat ashar secara berjamaah di tengah jalan dengan aqua sebagai air wudhu dan almamater sebagai sajadah.

Sekitar 15.45 WIB, massa melaksanakan sholat ashar secara berjamaah. Setelah itu, aksi dilanjutkan dengan orasi oleh para pimpinan BEM UNRI serta beberapa pimpinan kelembagaan. Dalam orasi yang disampaikan oleh pimpinan tersebut. Ada yang melantang bahwa sistem Demokrasi saat ini sungguh miris. Penguasa dibuat lalai akan tanggung jawabnya dan seolah-olah lupa akan janjinya.

“Sangat miris Demokrasi kawan-kawan. Sangat miris Demokrasi kawan-kawan. Sangat miris Demokrasi kawan-kawan. Saat ini penguasa sudah banyak yang lalai. Ketika masyarakat sudah tertindas, apa yang akan kita lakukan(?). Lawan!” Teriaknya.

Aksi Nasional ini memang bukan tanpa alasan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Sebelumnya, BEM Seluruh Indonesia sudah menggencarkan lewat media akan Aksi Nasional yang akan di gelar secara bersamaan. Mengingat 4 tahun kepemimpinan Jokowi yang dirasa masih terlalu jauh dari harapan masyarakat Indonesia. Mulai dari sektor ekonomi, pendidikan, infrastruktur dan lain-lain yang masih jauh dari kategori pengharapan.

Sekitar pukul 16.30 WIB, massa aksi juga belum diperbolehkan masuk ke dalam gedung DPRD untuk menyampaikan inspirasi mereka. Popo Haryanto sebagai koordinator lapangan memberikan waktu negoisasi antara Wakil Presiden Mahasiswa dengan Pihak DPRD. Selagi menunggu, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan orasi dari setiap pimpinan kelembagaan.

Syafrul Ardi selaku Gubernur Mahasiswa FMIPA UNRI, menyampaikan bahwa aksi ini merupakan momentum kebangkitan mahasiswa.

” Jika ada 1000 pemuda yang menyampaikan kebenaran, maka pastikan kita salah satunya. Inilah masanya pada saat momentum 90 tahun sumpah pemuda. Inilah momentum kebangkitan pemuda.” Ujar Syafrul.

Sekitar pukul 16.47 orasi pimpinan BEM UNRI maupun kelembagaan berakhir. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan puisi yang berjudul Suara Juang. Lain waktu, Dedy Prianto selaku Wakil Presiden Mahasiswa BEM UNRI memimpin lagu darah juang. Dedy kecewa dengan kepemimpinan penguasa saat ini. Kemudian, dilanjutkan dengan pembacaan sumpah pemuda.

“Berjanji akan menghadirkan kesejahteraan setiap kehidupan. Tapi apa(?) Tidak ada. Ekonomi menjerit …, pendidikan … , hukum yang tajam ke bawah tumpul ke atas …, …. Aset-aset masih dikuasai oleh asing.” Ujar Dedy.

Setelah itu, aksi dilanjutkan dengan pembacaan sumpah mahasiswa Indonesia. Dalam aksi tersebut, Dedy menyampaikan bahwa ada 3 isu substansi yang diangkat, salah satunya adalah reformasi agraria yang masih menjadi momok di Indonesia.

Sekitar 17.09 WIB, Aksi dilanjutkan dengan sidang rakyat yang terpaksa dilaksanakan depan Gedung DPRD, karena massa memang tidak diperbolehkan masuk ke dalam gedung sama sekali. Dengan menghadirkan seseorang sebagai Jokowi dengan menggunakan topeng wajah Jokowi dan massa aksi sebagai peserta penuh. Pada pukul 17.11 WIB, sidang rakyat resmi dibuka dengan penyampaian tuntutan Aliansi Mahasiswa Riau kepada penguasa. Sekitar pukul 17.16 WIB sidang rakyat resmi ditutup.

Sebelum ditutup dengan pembacaan doa, perwakilan pihak DPRD, yakni Wakil Ketua Komisi I Partai Gerindra menyampaikan permohonan maaf kepada massa aksi, karena tidak boleh diizinkan masuk dan Ketua DPRD tidak bisa menjumpai mahasiswa.

“Kami mohon maaf kepada rekan-rekan mahasiswa, karna di dalam gedung juga lagi banyak kegiatan yaitu pembahasan pembangunan dan kepentingan bersama lainnya. Pesan saya, kita semua bersaudara, maka jagala ketertiban bersama”. Ujar Wakil Ketua Komisi I tersebut.

Sekitar pukul 17.30 WIB, Aksi Aliansi Mahasiswa Riau yang terdiri dari BEM UNRI, BEM UIN Suska Riau dan beberapa BEM Mahasiswa Riau lainnya ditutup dengan doa.* (Rilis Kominfo BEM FMIPA    UNRI)