TAPUNG (HALUANPOS.COM) Ratusan siswa UPT SMP Negeri 10 Tapung, Kampar, dibuat meneteskan air mati saat Ustad Syamsurdi Bombom SHI diakhir tausyiah
Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H di sekolah tersebut saat memimpin
pembacaan doa penutup di Musala Baitul Quran, Rabu (11/10/2023).
Ustad Bombom Kampar yang lagi viral saat ini menyampaikan pentingnya
menghormati kedua orangtua, guru dan kawan sebaya, sehingga memudahkan langkah siswa dalam menutut ilmu dan segal urusan apapun untuk menggapai cita-citanya.
”Sembilan bulan Emak kita mengandung kita, kemana-mana dia bawa kita, Mak tak peduli apakah kondisinya dalam keadaan bekerja, sakit, ke pasar, memasak dan lain sebagainya. Begitu berat perjuangannya, hingga pertarunganya saat persalinan kita, antara hidup dan mati bahwa Ibu kita rela mengorbankan nyawa sekalipun asalkan kita selamat dalam persalinannya,” tegas Ustad Bombom.
Begitu juga dengan sosok ayah, yang begitu kerja keras, banting
tulang, peras keringat mencari nafkah buat membiayai belanja sekolah
anak-anaknya. Terkadang tak kenal siang dan malam asalkan anaknya
dapat belanja sekolah, anaknya menjadi orang sukses, lanjut Ustad
Bombom.
”Makanya jangan anak-anak dan ente semua suka melawan ketika disuruh memijit badan dan tubuh ayah kita saat dia capek pulang kerja seharian. Bahkan, tak perlu ia menyuruh kita tapi kita yang berinisiatif memijit ayah kita ini. Supaya anak-anak suatu hari ketika mereka sudah wafat kita tak menyesal. Kalau sudah wafat tak ada guna penyesalan itu Ananda. Untuk apalagi orang tua kita sudah jadi mayat baru kita sibuk mencium orang tua kita,” sebut alumni Islamic Centre Alahidyaha Kampar ini.
Untuk itu, sambungnya, mulai saat ini salami dan cium kedua orang tua kita kalau kita berangkat dan pulang sekolah, biasakan akhlak seperti ini, sebelum mereka benar-benar sudah tiada. Kita akan menyesal!
Kesempatan itu, Ustad Bombom juga mengajak siswa dan keluarga
besar SMP Negeri 10 Tapung untuk meneladani akhlak dan perilaku Baginda Rasulullah SAW, meskipun Rasul tidak berjumpa dengan ayahnya, tapi kehadiran Bagind Rasul ke permukaan bumi ini menjadi penerang dan mataharinya dunia. Tampak saat-saat beliau dilahirkan pada malam 12 Rabiul Awwal tersebut.
”Makanya kita harus mengetahui seluruh ciri-ciri Baginda Rasul itu.
Kepada anak-anak semua, kita kurangi dan hilangkan rasa mengagumi pemain bola, artis dan mahluk lain yang tak jelas asal muasalnya. Mari kita biasakan mulai saat ini mengidolakan sosok Baginda Rasul untuk kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari,” lanjutnya.
Diakhir tausyahnya, Ustad Bombom memimpin pembacaan doa, bilkhusus
buat kedua orang tua yang masihh hidup dan yang telah berpulang
kerahmatullah, yang membuat siswa yang mengaminkan dan mendengarkan doa ini terisak-isak menangis mengenang orang tuanya.
”Kita tentu berharap, anak-anak tidak hanya menangis saat ini saja.
Tapi bagaimana mereka meresapi apa yang disampaikan Ustad hari ini
untuk mereka terapkan dalam kehiudpannya. Bagaimana ahklak Rasul kepada orang tua, anak-anak kita terhadap guru, sehingga memudahkan langkah mereka menggapai apa yang menjadi cita-cita mereka kelak,” tambah Kepsek UPT SMP Negeri 10 Tapung H Nasrun Wagiman SPd.(buz)