Ritual Kampung Kapalo Duo

0
702
Astrie Novarina, Siswi Kelas IX SMP N 34 Pekanbaru

Seperti hari hari biasanya,aku dan pacarku jalan jalan menyusuri kota Pekanbaru yg luas ini.

namaku adalah Liam dan pacarku bernama Mona,kita sudah menjalani hubungan selama 5 tahun yang di mulai dari masa SMA.

tak terasa sudah 2 jam kami menyusuri jalan di kota ini, terdengar suara ricuh dari burung yang berada tepat diatas pohon yang membelah jalanan kota pertanda bahwa hari sudah magrib.

aku menepi kan motor ku di sebuah warkop yang lumayan ramai dipenuhi oleh anak remaja seusia kami.saat mengamati suasana di warkop itu tiba tiba terdengar nada dering yang berasal dari hp mona.

aku mengerutkan dahi kearah mona

“siapa yang menelepon dimagrib begini?”ucapku dalam hati.

mona memberi isyarat kepada ku untuk tetap diam sebentar agar dia bisa leluasa menjawab telepon itu

percakapan yang kudengar  hanyalah

“beso mona berangkat kesana”.

setelah telepon itu mati mona mulai membuka suara,dia menceritakan apa yang telah terjadi dikampung Omanya, ternyata oma di nyatakan lumpuh dapat dilihat dari wajah mona yang mulai gelisah,baru saja aku ingin mengatakan untuk tetap tenang,mona kembali bicara

“liam, besok Mona mau kerumah oma”ucap Mona

“baiklah mona,aku ingin ikut menginap disana,mumpung aku juga lagi libur” ucap liam

mona yang mendengar itupun langsung mengangguk dengan cepat

keesokan harinya seperti yang dikatakan oleh Mona,bahwa mereka akan pergi kekampung oma,aku menjemput Mona jam 6 pagi,kata Mona perjalanan menuju kampung oma butuh waktu sekitar 10 jam ,jadi lebih baik berangkat pagi supaya saat sampai disana tidak terlalu larut malam,setelah menempuh perjalanan selama 10 jam menggunakan motor, Mona menyuruh Liam untuk menghentikan motornya di pos yang berada di depan hutan,hutan itu hanya memiliki jalan setapak dan menanjak tinggi keatas bukit

“jalan ini tinggi, sebaiknya kita harus jalan kaki saja ya?”ucap Liam ke Mona

mona pun menjawab “iya Liam, tempat tinggal oma ada di atas bukit sana”

liam yg mendengar itu hanya ber- oh ria saja,bukan masalah yang besar bagi liam,karna Liam sudah sering bolak balik naik gunung.

mereka mulai berjalan kedalam hutan menggunakan jalan setapak tadi, jalan itu dikelilingi oleh hutan gaharu.

butuh waktu yang cukup lama untuk bisa sampai ke kampung tempat oma berasa,minimnya pencahayaan membuat Liam dan Mona harus berhati hati saat menempuh jalan setapak itu.

akhirnya liam sampai kedepan gerbang kampung tempat oma berada,nama kampung nya adalah “KAPALO DUO” mereka di sambut hangat oleh warga kampung,tidak adanya listrik bukan lah permasalahan bagi mereka,setiap rumah dikelilingi oleh obor yang sangat indah.

Liam dan Mona sekarang sudah berasa dikamar oma,oma terbaring lemah di atas kasur karna lumpuh,hatiku tergores saat melihat mona menangis ini pertama kalinya bagiku.

malam semakin larut, Liam disediakan kamar tidur oleh tantenya Mona yang bernama Luna

“mau minum teh dulu Liam?”tawar tante Luna

“gausah tante, Liam mau langsung istirahat saja”tolak Liam dengan halus.

setelah itu Liam merasa aneh sana tante Luna,muka tante Luna mendadak pucat setelah tau bahwa Liam dan Mona akan menginap disini.

pemikiran itu ditepis oleh liam secepatnya agar tidak menimbulkan masalah.

sebelum tante Luna pergi dia mengucap

“kalo malam jangan pernah keluar dari rumah ya!”peringat tante Luna

setelah berkata seperti itu Liam kebingungan dan kembali bertanya “memang nya kenapa tidak boleh keluar tante?”

mendengar pertanyaan dari Liam terlihat wajah tante Luna seperti marah,dia kembali mengatakan

“ada hal yang gaperlu kamu tau, bersikaplah yang sopan karna kamu pendatang baru disini”ucap tante Luna dengan lantang dan langsung menutup pintu kamar Liam dengan keras

Liam hanya diam dan tidak mau mengambil pusing ia lebih memilih untuk tidur.

pukul 4 pagi Liam terbangun karna ingin membuang air kecil,ia beranjak dari kasur dan pergi keluar rumah untuk kekamar mandi yang berada dibelakang rumah oma, sesampainya di sana Liam segera membuang air kecil,samar samar didalam kamar mandi Liam mendengar suara rantai yang terseret melewati kamar mandinya.

Liam yang mendengar itu pun mulai penasaran dan langsung keluar dari kamar mandi,kaget sekaget kagetnya dgn apa yang Liam lihat didepannya adalah makhluk bertubuh manusia tetapi berkepala anjing dgn rantai yang menjuntai hingga ketanah, makhluk itu menoleh kearah Liam dan langsung kabur masuk kehutan.

Liam tidak lagi berpikir panjang ia langsung masuk kerumah dan membangunkan Mona yang sudah terlelap tidur,sambil mengatakan:

“Mona bangun,aku melihat makhluk aneh diluar”

Mona yang tadinya tidur langsung berdiri dari tempat tidurnya dan langsung memanggil seluruh anggota keluarganya untuk berkumpul.

Setelah semua anggota keluarga Mona berkumpul,dengan lantang Mona teriak menggunakan bahasa minang “ba’a ko caritonyo,lakik den tau pasal oom tu ha”ucap Mona,Liam paham kenapa Mona berbahasa minang supaya percakapan Mona gabisa di pahami sama Liam.

Tante Luna tiba tiba datang dan menampar Liam,sambil berkata

“sudah kuingatkan kau tadi,jangan keluar kalo udah malam”ucap Tante Luna dengan keadaan marah.

Liam hanya berkata seadanya dan mulai menceritakan kronologi sebelumnya.

setelah mendengar cerita dari Liam semuanya langsung terdiam.tiba tiba terdengar suara kursi roda Oma mendekati Liam.

Oma berkata

“rupanya Liam dah tau ya tentang om itu”dibalas anggukan oleh Liam

“om itu adalah suami Tante Luna,dia dulu nya adalah manusia biasa, kerjaan nya setiap hari adalah berburu ke hutan bersama anjingnya,suatu hari dia pamit sama Tante Luna dan gapernah balik lagi selama 4 hari, Tante Luna langsung mengumpulkan seluruh warga desa untuk membantu mencari suaminya,suami Tante Luna ga ada yang ada cuman mahkluk tadi,tubuhnya persis seperti suami Tante Luna tapi kepalanya mengganti menjadi kepala anjing yang selalu nemenin om berburu kehutan, menurut Oma om ada ngelakuin kesalahan dihutan dan ngebuat hal semena mena disana bersama anjingnya jadi kepala om di tukar oleh pemilik hutan disana”cerita Oma

Liam hanya terdiam tetapi setelah itu dia mulai membuka suara

“bagaimana cara om supaya balik seperti dulunya Oma?”tanya Liam penasaran

“Oma saat muda pernah mendengar kejadian seperti ini juga,dan kata petuah petuah jaman dahulu orang yg terkena azab seperti itu harus melakukan pemandian diatas bukit hutan yang selalu om datengin dengan syarat om harus membawa kepalanya yang dulu”jawab Oma

Liam kembali bertanya

“kepala om ada dimana Oma?”

“sampai sekarang pun kepala om belum ditemukan”potong Tante Luna dengan muka yg sedih

“baiklah tante,Oma Liam mau membantu om mencari kepalanya dihutan,bisakah Oma memberi petunjuk”ucap liam

“Oma sangat berterimakasih sama kamu Liam,untuk petunjuk nya kamu harus membawa Rafa dia anak yang pernah mengikuti ritual pengembalian kepala ayahnya yang Oma ceritain tadi”jawab Oma

“baiklah Oma Liam akan mengikuti petunjuk yang Oma bilang”ucap Liam

setelah mendengar perkataan dari Oma, Liam memutus kan untuk kerumah Rafa dan menceritakan semuanya,sambil berharap Rafa mau ikut dalan ritual itu,dan seperti yang Liam harapkan Rafa mau mengikuti ritual itu karna sudah dari dulu Rafa sangat ingin membantu om tapi tidak ada yang mau menemaninya, dengan syarat juga

“saya bisa membantu ritual tapi saya tidak bisa mencari kepala om yang hilang, karena saya bukan anak indigo,kepala om itu hanya bisa di pegang oleh orang yang bisa melihat hal hal mistis,karna kepala om disembunyikan oleh mahkluk dari hutan kapalo duo”syarat dari Rafa

Mona yang sedari tadi diam akhirnya buka suara “saya bisa melihat hal hal seperti itu”ucap Mona

“baiklah besok kita akan pergi kehutan,saya akan bicara kepada om agar dia mau mengikuti ritual ini”putus Rafa

akhirnya setelah semua setuju bahkan om juga mau mengikuti ritual,mereka (om, Tante Luna, Rafa, Liam dan Mona)mulai masuk kedalam hutan dengan perbekalan yang sudah disiapkan dari rumah Oma

sudah melalui perjalanan selama 5 jam,tiba tiba mereka dikejutkan oleh seekor kera bewarna putih bertubuh besar layaknya manusia,kera itu mengobrol sama om dan sepertinya dia menunjukkan arah kemana kepala om itu berada.

dgn hati hati kami pun mengikuti nya hingga sampai di sebuah jalan setapak dengan banya ilalang di setiap pinggir jalan itu,terdapat 6 lilin bewarna putih sangat terang yang menengahi jalan setapak itu,setelah sampai disini kera itu langsung pergi dan di lambaikan tangan oleh om.

setelah itu Rafa langsung menyuru aku dan Mona masuk kedalam gua yang ada di ujung jalan setapak ini,kami bertiga pun langsung masuk.

saat masuk Liam melihat perempuan yang cantik layaknya bidadari tetapi dia memiliki dua kepala,kepala yang satu seperti dewi yunani dan kepala yang satu lagi adalah seekor beruang albino.

saat sedang terpaku dengan perempuan itu Liam akhirnya sadar dia mulai mendengar percakapan antara Rafa dan cewe itu

“kami kesini dengan tujuan ingin mengambil kepala yang telah engkau tukar”ucap Rafa

perempuan itu hanya tersenyum dan menunjuk ke belakang Mona

“ambilah kepala yang tidak berguna itu dan jangan pernah sekalipun kalian datang kewilayah ku dengan tujuan ingin memusnahkan para pengikut ku”ucap perempuan itu dengan lantang

Mona langsung mengambil sesuatu yang ada di bawah kaki nya dan menutup nya dengan daun pisang “seperti nya itu kepala om,kata rafa yg bisa melihat dan memegang kepala itu hanya Mona”

setelah itu kita keluar dari gua,aku berjalan sambil melihat ke belakang,kulihat tempat yg tadi kami pijak perlahan mulai menghilang tertutupi oleh kabut yang banyak.suara rafa membuat ku tersadar

“dia adalah penguasa di hutan ini nama kapalo duo diambil dari namanya, perjalanan yang tadi kita pijak akan menghilang karna kekuatan nya”ucap Rafa yang membuat Liam paham akan situasi sekarang

dan disinilah mereka sekarang, berada dibawah air terjun dari bukit kapalo duo,air yang sangat deras dan kolam yang amat jernih tidak ada ikan,hanya ada batu batu bewarna putih seperti kristal didalamnya kolam itu dikelilingi oleh pohon pohon yang rindang,membuat hatiku sejuk.

Rafa menyuruh kami bertiga untuk membalikkan badan dan dilarang untuk melihat ritual,sekitar 2 jam aku mendengar suara teriakan dari om perlahan kepala om sudah berganti seperti dulu kalanya, Tante Luna dan Mona menangis sejadi jadinya karna rindu dengan wajah om yg dulu, penantian yg mereka tunggu akhir nya terbalaskan.

kita semua bersiap siap untuk kembali kerumah Oma, ditengah perjalanan mereka dihadang oleh sekelompok kera bewarna merah besar seperti kera sebelum nya,dia bisa berbicara dan berkata kepada kami

“engkau yang telah memburu keturunan kamu bersama anjing mu,aku tidak terima kalo kau telah bebas dari dosa dosa mu,nyawa harus lah dibalas dengan nyawa dan itu pertanggungjawaban mu hingga kau mati”teriak kera yang sedang marah itu

om hanya terdiam dia mulai meneteskan air mata

Tante Luna lansung memotong

“tidak cukupkah penderitaan yang telah suamiku jalani selama 4 tahun ini?saya mohon maafkan dia,anak ku juga butuh sosok seorang ayah hingga dia besar”

Rafa yang sedari tadi diam akhirnya buka suara”bagaimana jika kami memberikan 2 kepala kambing untuk menghormati keturunan mu yang sudah tiada itu”

kera tersebut berpikir sebentar, akhirnya mereka setuju”baiklah akan kumaafkan ,dan jangan sekali kali kau tunjukkan wajahmu lagi”ucap kera itu dan langsung pergi

setelah kepergian kera itu mendadak ada bau yang sangat menyengat hingga membuat ku kehilangan kesadaran ku.

samar samar terdengar suara tangisan,aku mulai membuka mata sekarang aku berada di kamar yg disediakan oleh Tante Luna sebelumnya,aku mencari dimana arah suara tangisan itu, ternyata itu adalah suara tangisan anggota keluarga Mona,dan kulihat Oma sudah di tutupi dengan kain putih.

selama 7 hari aku gapaham dengan apa yang terjadi setelah mengikuti ritual pemandian om hingga menjadi seperti ini,hingga hari ini Rafa datang dan mengajak ku berbicara ringan hingga dia mulai membahas tentang apa yang terjadi setelah pemandian ritual om

“saat aku mengajukan 2 kepala kambing ke kera itu sebenernya itu kepala manusia, mereka menyebut kepala kambing adalah kepala manusia,kamu pasti mencium bau yang menyengat setelah kepergian kera itukan,hal itu sengaja sebagai pertanda bahwa orang baru di kampung ini tidak boleh tau kejadian/melupakan kejadian ini sehingga kamu ga sadar selama 13 hari,dan selama 13 hari itu kami menjalankan ritual pengambilan 2 kepala,dan itu kepala Oma dan Opa.

Oma ikhlas mengambil kepalanya demi masa depan cucunya kelak,dan Oma juga berpesan kepada kami untuk menyampaikan ini kepadamu “Oma harap kepergian Oma bisa membawa semuanya kearah yang lebih baik lagi, terimakasih buat nak Liam sudah membantu keluarga Oma, Oma ingin kamu menjaga Mona dan melupakan kejadian yang memilukan ini,Liam suka mendaki kan?sering sering naik ke puncak bukit ini, Oma selalu ada di hutan ini roh Oma akan membantu kamu jika kamu kesusahan nanti”

aku yang mendengar cerita dari mulut Rafa membuat ku tersakiti,mataku mulai berair seperti nya aku menangis,dan setelah tau tentang apa yang terjadi di kampung ini,aku dan Mona memutuskan untuk melupakan semuanya dan akan hidup baik di kota bersama.

“mungkin ini memang takdir,aku janji akan membawa cucu Oma untuk datang mendaki ke bukit mu Oma” ucap Liam dalam hati sebelum dia pergi meninggalkan kampung kapalo duo ini. ***

Astrie Novarina, Siswi Kelas IX Di SMP N 34 Pekanbaru, dan Belajar di Komunitas Pena Kelana Riau