Pensil Ajaib

0
599

Penulis : Eka Noviana

Namaku Ronan Trixbiel,aku tidak terlalu suka berinteraksi dengan orang lain,aku lebih sering menghabiskan waktuku sendiri dengan melakukan hobinya yaitu menggambar.Aku anak pertama dari dua bersaudara,aku mempinyai adik perempuan bernama Karla Trixbiel.

Kami berdua hanya tinggal bersama ibu kami yang sering pergi keluar karena pekerjaannya,sedangkan ayah kami telah lama meninggalkan rumah beberapa tahun yang lalu

Suatu siang,aku baru saja pulang sekolah,saat sedang berjalan menuju gerbang sekolah aku menemukan pensil di jalan yang kulalui,karena merasa tidak ada yang memiliki pensil tersebut aku pun memungut pensil itu dan membawanya pulang.

Sesampainya di rumah aku menganti pakaian ku lalu mengambil buku gambar yang biasa aku gunakan dan menggambil pensil yang ku pungut tadi dari dalam tas dan menggunakannya untuk menggambar,aku menggambar sebuah karakter laki-laki,rambut hitam pendek.Setelah selesai menggambar,aku pergi keluar kamar untuk menggambil segelas air dan kembali ke kamar.

Saat Kembali ke dalam kamar,aku melihat sesosok laki laki dengan rambut hitam duduk di atas Kasur ‘’Hei,siapa kamu?!’’ laki-laki itu pun menoleh ke arahku,saat aku memperhatikannya dia mirip sekali dengan karakter yang barusan ku gambar,dari wajah,bentuk rambut dan pakaiannya.

‘’hai,aku adalah karakter yang barusan kamu gambar di buku mu.’’

‘’HAH?!,BAGAIMANA KAMU DAPAT HIDUP?’’

Dia pun tertawa karena melihatku kaget dan mengatakan ‘’aku dapat hidup karena kamu telah membuat ku dengan pensil itu.’’ Sambil menunjuk pensil yang aku pungut dari jalan tadi ‘’apapun yang kamu ciptakan menggunakan pensil itu dapat hidup atau muncul secara nyata.’’ Jelasnya.

Aku terdiam karena masih tidak percaya apa yang barusan terjadi. ‘’apakah kamu dapat dilihat oleh orang lain?’’ tanyaku penasaran. Dan dia menjawab ‘’tidak,hanya orang yang memiliki pensil tersebut yang dapat melihat keberadaan ku,oh iya kalau kamu perlu apa-apa denganku kamu bisa membuka buku gambarmu dan membuka halaman dimana kamu menggambarku tadi.’’ Dia pun turun dari atas kasurku dan hendak pergi Kembali ke dalam buku.

‘’tunggu!,siapa namamu?’’tanyaku yang seketika memberhentikan langkahnya,dan dia menjawab’’aku tidak memiliki nama,mungkin kamu bisa memberiku nama?’’ ucapnya.

Aku pun terpikir satu nama ‘’bagaimana kalau Althaf?’’ ucapku. ‘’nama yang keren,baiklah kalau begitu sampai jumpa!’’ diapun masuk Kembali kedalam buku gambar ku.

Besoknya adalah hari libur,jadi aku bisa melakukan apapun yang aku suka tanpa harus memikirkan sekolah,setelah cukup lama asik sendiri di kamar akupun merasa sedikit bosan,karena teringat tentang kejadian kemarin akupun segera mencari buku gambarku dan membuka halaman dimana Althaf berada,kemudian Althaf muncul dihadapanku ‘’Hai,ada apa kamu memanggilku?’’ tanya nya ‘’aku hanya bosan,bagaimana kalau kamu menemaniku bermain?’’ ajak ku kepadanya ‘’boleh saja,aku bersedia kapanpun kamu butuh.’’

Kami pun bermain bersama dengan menciptakan banyak hal menggunakan pensil ajaib tersebut,kami membuat gedung-gedung kecil,pakaian keren,dan masih banyak lagi.

Setiap hari saat pulang sekolah aku selalu bermain Bersama Althaf,dia menjadi satu satunya yang selalu menemaniku dan selalu mendengarkan keluh kesah ku setiap hari,tak terasa sudah cukup lama kami selalu bersama sampai suatu ketika Karla mulai mencurigai ku,dari pintu yang sedikit terbuka dia melihatku seperti sedang berbicara dengan orang lain di saat dihadapan ku tidak ada siapapun.

Hari itu ibu pulang ke rumah,dan kami menyambutnya.Esok harinya saat aku sedang berada di sekolah,Karla menceritakan tentang kecurigaannya terhadap ku kepada ibu.

Saat aku pulang ibu pun memanggilku, ‘’Ronan,ikut ibu,ada yang ingin ibu bicarkan dengan kamu sebentar.’’aku yang tidak memikirkan apapun yang aneh,aku mengikuti ibu ke kamarnya dan duduk di sampingnya.

‘’Karla bilang ke ibu,kalau dia sering melihatmu berbicara sendiri di kamar,dengan siapa kamu berbicara nak?’’tanya ibu kepadaku,aku terkejut kalau karla mengetahui itu,aku pun mencoba mengingat Kembali apakah aku pernah lupa menutup pintu sebelumnya,keringat pun mulai bercucuran di wajahku ‘’kenapa kamu diam saja nak,apa yang kamu sembunyikan?’’

‘’Kalau aku mengatakan yang sebenarnya,apakah ibu percaya dengan ku?’’tanya ku kepadanya.

‘’memangnya apa yang ingin kamu katakana kepada ibu?’’ ucap ibu keheranan

‘’aku punya teman yang aku ciptakan sendiri dari pensil yang pernah aku pungut dari jalan,dengan dia lah aku berbicara’’ucap ku gemetar sambil berpikir apa yang akan ibu lalukan kepada ku setelah mengetahui itu,apakah dia akan menganggapku gila?aku panik memikirkan itu semua,aku melihat ekspresi ibuku yang terkejut mendengar apa yang barusan aku katakan.

‘’baiklah,sekarang kamu kembali ke kamar mu.’’ucap ibu,aku pun menurutinya dan segera keluar kamarnya.Aku berlari menuju kamar dan membuka buku gambarku untuk memanggil Althaf.

‘’ada apa,kamu terlihat cemas,apa yang terjadi?’’tanya Althaf yang khawatir melihat Ronan ‘’ibuku tau tentang mu,Karla melihatku berbicara denganmu,aku saat itu lupa menutup pintu dengan baik,BAGAIMANA INI AAGH!!’’ teriak ku sembari mengacak-acak rambutku frustasi ‘’sudahlah ibu mu kan tidak bisa melihatku jadi bukan masalah besar kan?’’ucapnya yang sedikit ragu atas responnya sendiri ‘’yah tidak akan terjadi apapun dengan mu,bagaimana dengan ku?pasti dia mengira bahwa aku sudah hilang akal karena berbicara sendiri dengan sesuatu yang hanya bisa kulihat’’ucap ku kesal.Althaf hanya diam melihat ku

‘’maaf ya,karena aku kamu jadi begini.’’ucap Althaf dengan nada sedih,aku hanya diam saat dia mengatakan itu,dia pun kembali ke dalam buku gambarku.

Setelah memenangkan diri,segera aku sembunyikan pensil dan buku gambarku ketempat yang aman agar ibu tidak melakukan apapun terhadap barang ku.

Besok nya saat aku baru saja pulang sekolah,aku melihat kamarku sangat berantakan,barang barang ku berserakan dimana mana,dengan panik akupun mencari pensil dan buku gambar ku yang aku sembunyikan.

Dan benar saja,pensil itu menghilang dan buku gambar ku terkoyak habis,aku mencari pensil itu ke seluruh sudut kamar dan tetap tidak menemukannya,saat sedang panik terlintas di kepala ku orang yang kemungkinan besar melakukan ini semua’’ibu.’’

Aku berlari menuju kamar ibuku dan melihatnya di sana duduk di kursi kerja nya menatap kearahku seakan dia tau aku akan datang kepadanya.aku melihat ke atas mejanya dan melihat pensil ku telah hancur tak berbentuk.’’kenapa ibu lakukan semua ini?’’ tanya ku kepadanya

‘’ibu khawatir dengan Kesehatan jiwa mu,berbicara sendiri dengan sesuatu dengan yang tidak kelihatan,kamu sudah gila nak!’’jawab ibu,kemudian dia berdiri dari kursinya dan menghampiriku.

‘’Besok kamu ikut ibu,kita akan pergi ke dokter jiwa.’’ucapnya sambil menggenggam tangan ku

‘’AKU TIDAK GILA BU,ALTHAF BENAR BENAR ADA!’’ jawab ku

Perdebatan itu berlangsung cukup lama sampai akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari kamar ibu dan masuk ke kamarku,tampa mempedulikan ibuku yang memanggilku untuk kembali.

Saat di kamar aku hanya terdiam sembari berbaring di Kasur tanpa sadar aku pun tertidur.Terbangun di pagi hari dengan masih menggunakan seragam sekolah kemarin,aku baru ingat bahwa aku belum sempat menggantinya saat pulang sekolah kemarin.Aku pun bangun dan bergegas untuk mandi.

Saat di tengah pelajaran,aku termenung menghadap jendela sambil memikirkan pertengkaran ku dengan ibu kemarin ‘’nanti aku harus minta maaf sama ibu,aku terlampau emosi kemari hingga suaraku melebihinya’’.

Saat sedang termenung,aku melihat kearah bawah jendela dan aku melihat Althaf yang melihat kearah ku dengan tatapan datar,karena terkejut akupun menggosok mataku,mengira aku sedang berhalusinansi,saat aku membuka mataku Kembali Althaf tidak ada lagi di sana.aku pun memutuskan untuk ke kamar mandi dan membasuh wajah ku.

Saat selesai membasuh wajah ku aku melihat kearah cermin dan sekali lago melihat Althaf berdiri tepat di belakangku,aku terkejut dan Althaf berkata kepadaku ‘’kamu gak mau bertemu dengan ku lagi?’’ Tanya nya,karena takut aku pun langsung keluar dari sana dan kembali ke kelas.

Semakin sering melihat Althaf dimanapun aku berada,seperti dia sedang meneror ku setiap hari,aku yang selalu di hantui oleh nya lama kelamaan aku merasa frustasi dan memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada ibu.

’’sudah ibu bilang,dia pasti akan mempengaruhi mu di kehidupan nyata,sudahlah banyak banyak beristirahat besok kita pergi ke dokter agar kamu tidak stress seperti ini.’’aku pun mengangguk setuju.

Setelah selesai konsultasi ke dokter,dia pun memberikan aku beberapa obat,dan seminggu telah berlalu tanpa aku di ganggu lagi oleh althaf,merasa lebih tenang dari sebelumnya,aku pun dapat fokus dengan pelajaran sekolah lagi.

Aku menjalani hari seperti biasanya namum kali ini tanpa di temani oleh Althaf,aku kadang rindu dengan kehadirannya,namun aku mencoba melupakan itu semua.

Malamnya aku bermimpi bahwa aku sedang berada di tengah tengah padang rumput,suasananya nyaman dan berangin,saat melihat sekeliling aku belihat Althaf berada sedikit jauh dari ku dan menatap kearah ku,dia tersenyum dan melambaikan tangannya kepadaku seakan itu adalah ucapan perpisahan,dan aku melambai kembali ke arahnya dan seketika aku bangun.

Melihat jam dari handphone ku yang telah menunjukkan pukul 02.30,namun aku tidak bisa tidur kembali dan memutuskan untuk bermain handphone sampai pukul 05.00 pagi.

Hari terus berlalu,dan semua aku jalani seperti semula,terkadang aku selalu berpikir,apa alasan Althaf menghantui ku,apakah dia mengira bahwa aku yang telah menghancurkan pensil itu dan dia mengira aku tidak mau bertemu lagi dengannya?apakah dia menghantui ku karena dia hanya ingin mengucapkan perpisahan dengan ku? Apakah dia mencoba menemuiku namun aku selalu menghindar karena takut?

Entahlah,aku tidak mau ambil pusing dengan hal itu,tetapi aku selalu berterimakasih kepadanya,karena dia telah menjadi sahabat ku selama ini. ***

Penulis Adalah Siswa SMP Negri 34 Pekanbaru,