DURJANA

Sepoles kata kau terjang
Segelintir perih kau tampikkan
Memborgol fanatik
Menyembelih kesetiaan
Masih pantaskah disebut kawan ?
Masih sucikah sebatas pesaudaraan ?
Setelah kau poles
Muram durjana dalam
Kelam mataku ?
Setelah kau coreng marwahku
Pada malam yang tak berbintang ?
Lalu terngiang dalam angan beliaku
Haruskah aku membencimu ?
Bak pengais sampah yang dilirik sebelah mata
Atau
Haruskah aku memaafkanmu
Bak seputih tisu melayang serdadu
Kini aku terdampar dalam nyanyian gila
Menggila dengan masalah
Hidupku bersamamu
Sepoi angin lagi menarik
Daku tuk memeras otakku
Menyeruput senda gurau yang sempat
Pergi bersama deru angin.
Perih luka bersemayam durjana
Dalam kelopak anyaman duka
Yang tak kutau kapan rimbanya .
Durjana ? Entahlah..
Karya : Nur fadilla, Anggota Komunitas Pena Kelana Indonesia..
” MARI BERKARYA BERSAMA KOMUNITAS PENA KELANA INDONESIA “