ARTIKEL (HALUANPOS.COM) -Di tengah dinamika dunia pendidikan yang semakin kompleks, sekolah-sekolah di daerah sering kali menghadapi dua tuntutan besar: meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan mengoptimalkan sumber daya yang terbatas. Namun, di balik beragam keterbatasan tersebut, beberapa sekolah justru menunjukkan bahwa perubahan tidak selalu harus dimulai dari fasilitas mewah atau teknologi canggih, melainkan dari perilaku organisasi yang sehat, kolaboratif, dan berorientasi pada tujuan. SDN 003 Sungai Paku adalah salah satu contohnya.
Berangkat dari pemahaman “Efektivitas dan Perilaku Individu, Kelompok, dan Organisasi”, kita mendapat gambaran bahwa kualitas pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kurikulum atau anggaran, tetapi sangat dipengaruhi oleh bagaimana individu dan kelompok bekerja di dalam organisasi sekolah. SDN 003 Sungai Paku menjadi bukti nyata bahwa perilaku organisasi yang baik dapat menjadi modal utama dalam membangun sekolah yang efektif. Efektivitas Sekolah Bukan Soal Besarnya Anggaran, tetapi Ketepatan Arah Kerja
Dalam literatur perilaku organisasi, efektivitas selalu berkaitan dengan pertanyaan: “Apakah kita sedang melakukan hal yang benar?” Sementara efisiensi berkaitan dengan “Apakah kita melakukannya dengan cara yang tepat?”
Ketika konsep ini diterapkan di SDN 003 Sungai Paku, kita melihat hal menarik: meskipun sekolah ini berada di wilayah yang relatif jauh dari pusat kota, para guru menunjukkan efektivitas individu yang tinggi melalui cara kerja kreatif dan adaptif.
Komunitas belajar di SDN 003 Sungai Paku bukan sekadar formalitas, tetapi memperkuat kompetensi pedagogis guru, menjadi ruang refleksi bersama, membangun budaya saling mendukung, dan mempercepat adaptasi terhadap Kurikulum Merdeka.
Guru-guru SDN 003 Sungai Paku memahami kebutuhan individu siswa, membantu kelompok kelas menerima keberagaman, mendorong siswa reguler membangun empati, dan memastikan ABK tetap dapat berkembang sesuai kapasitasnya.
Kepemimpinan adaptif di SDN 003 Sungai Paku memberi ruang bagi eksperimen pembelajaran, diskusi terbuka, perubahan praktik mengajar, dan inisiatif mandiri guru. Sekolah menjadi tempat yang hidup, bukan sekadar tempat hadir–mengajar–pulang.
Jika mengacu pada model efektivitas organisasi seperti goal model, resource model, internal process model, dan strategic constituencies model, SDN 003 Sungai Paku dapat dikatakan telah menerapkan semuanya.
SDN 003 Sungai Paku memberi pesan penting bagi dunia pendidikan Indonesia: bahwa sekolah yang kecil dan jauh dari pusat kota pun dapat menjadi sekolah efektif jika perilaku organisasi di dalamnya kuat. Sekolah ini membuktikan bahwa kualitas dapat dibangun tanpa fasilitas mewah, dan bahwa pendidikan yang manusiawi, inklusif, serta kolaboratif adalah kunci masa depan sekolah Indonesia.
Penulis : Sari Lestari, S.Pd
Mahasiswa Magister Pedagogi, Universitas Lancang Kuning
Dosen pengampuh : Dr. Shelvie Famella, M.Pd
