PEKANBARU (HPC) – Unjuk rasa Guru Guru se-Kota Pekanbaru akibat ucapan Sekdako Pekanbaru HM Noer berbuntut hilangnya kepercayaan dunia pendidikan pada Sekdako. Dalam yel-yel guru saat demo tersebut jelas sudah bahwa bagi mereka HM Noer sudah tamat.
Diketahui, Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru HM Noer MBS telah membuat blunder tajam baru-baru ini. Saking kesalnya, ia meninggikan suaranya saat dikonfirmasi terkait adanya oknum guru yang mempertanyakan soal pembayaran tunjangan profesi guru yang memang merupakan hak guru.
Bahkan dalam pernyataan Sekdako mengisyaratkan bahwa guru dipersilahkan pindah ke luar Pekanbaru jika ngotot meminta haknya. Pernyataannya itu mendapat respons negatif di sosial media sehingga kembali memunculkan kekacauan di Kota Pekanbaru.
Dalam keterangan persnya, Ketua PGRI Kota Pekanbaru, Defi Warman pada Selasa (05/03) mengatakan bahwa pihaknya akan menunggu informasi terkait pertemuan dengan Walikota Pekanbaru yang akan digelar hari Jumat nanti. Ia berharap apa yang menjadi harapan para guru ini akan ditindaklanjuti.
“Kita masih menunggu komunikasi dengan Pak Wali untuk membicarakan hal ini pada hari Jumat,” katanya.
Dalam aksi damai tersebut, terdengar sorak sorai orasi dari para guru termasuk nyanyian menyebut bahwa Sekdako HM Noer sudah tidak ada guna lagi di Pekanbaru.
“Buat apa Sekko, buat apa Sekko, Sekko itu tak ada gunanya,” riuh suara dari kejauhan aksi tersebut.
DPRD Kota Pekanbaru siap membantu mengawal keputusan yang akan diputuskan di hari Jum’at. Berdasarkan info bahwa Jum’at pagi, guru akan kembali melakukan aksi pengawalan di Kantor Walikota. Kalau di hari Jum’at tidak dipenuhi, maka Senin sampai hari yang tidak ditentukan, seluruh guru akan mogok mengajar. Dan akan menuntut Walikota mundur. (rls/pr)