ARTIKEL (HALUANPOS.COM)-Di era digital yang serba cepat, cara kita berkomunikasi mengalami perubahan drastis. Dengan berkembangnya media sosial, pesan instan, dan platform digital lainnya, banyak orang mulai mengabaikan aturan tata bahasa yang baku. Tulisan informal, singkatan, dan bahkan emoji sering kali menggantikan struktur kalimat yang sebelumnya dianggap penting dalam komunikasi tertulis. Namun, apakah ini berarti tata bahasa tidak lagi relevan? Apakah kita benar-benar bisa mengabaikan aturan bahasa Inggris hanya karena dunia digital mengutamakan kecepatan dan kemudahan? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami bagaimana bahasa berkembang, bagaimana peran tata bahasa dalam komunikasi digital, dan dalam situasi apa aturan tetap harus diperhatikan.
Bagaimana Era Digital Mengubah Cara Kita Berkomunikasi?
Perkembangan teknologi telah mempengaruhi cara kita menggunakan bahasa Inggris secara signifikan. Komunikasi yang dulu lebih formal dalam surat atau dokumen kini bergeser ke platform yang lebih santai seperti media sosial, pesan instan, dan forum online (Kumparan, 2021, Bahasa Digital: Tren dan Perubahan dalam Komunikasi Online).
Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah meningkatnya penggunaan singkatan dan gaya penulisan yang lebih sederhana. Misalnya, frasa formal seperti “I am going to the store” sering disingkat menjadi “gonna go store” dalam pesan singkat. Dalam beberapa kasus, kata-kata bahkan bisa diganti dengan emoji atau GIF untuk menyampaikan emosi atau maksud tertentu (Krajan.id, 2021, Era Digital dan Transformasi Bahasa Kita). Fenomena ini juga didukung oleh batasan karakter di platform seperti Twitter, yang mengharuskan pengguna untuk menyampaikan pesan dengan singkat dan padat. Akibatnya, banyak orang mulai mengabaikan tata bahasa dan ejaan demi efisiensi dalam komunikasi.
Apakah Tata Bahasa Masih Penting?
Meskipun era digital membawa perubahan dalam cara kita menulis dan berbicara, tata bahasa tetap memainkan peran yang sangat penting. Dalam situasi formal seperti email bisnis, laporan akademik, atau dokumen resmi, penggunaan tata bahasa yang tepat mencerminkan profesionalisme dan kredibilitas seseorang. Menurut Rahardi (2017) dalam bukunya Sosiolinguistik: Kode dan Alih Kode, kesalahan tata bahasa dalam komunikasi tertulis dapat menyebabkan kesalahpahaman yang berujung pada dampak negatif dalam lingkungan profesional. Misalnya, dalam dunia kerja, kesalahan tata bahasa dapat mengarah pada interpretasi yang salah dan berpotensi menimbulkan masalah dalam pengambilan keputusan bisnis.
Selain itu, cara seseorang menulis sering kali menjadi representasi pertama dari kecerdasannya, terutama dalam komunikasi digital. Banyak perekrut yang menilai calon karyawan berdasarkan tata bahasa dan kejelasan tulisan mereka. Sebuah CV atau email yang penuh kesalahan tata bahasa dapat membuat seseorang tampak tidak kompeten, bahkan jika ia sebenarnya sangat berbakat. Dalam dunia akademik, tata bahasa yang buruk juga dapat mengurangi kredibilitas sebuah tulisan ilmiah. Meskipun ide yang disampaikan mungkin brilian, tanpa struktur bahasa yang baik, gagasan tersebut bisa sulit dipahami oleh pembaca. Tata bahasa berperan dalam mempertahankan struktur dan identitas bahasa. Bahasa adalah bagian dari identitas suatu budaya, dan jika aturan tata bahasa diabaikan secara berlebihan, ada risiko bahwa struktur bahasa bisa perlahan berubah hingga sulit dikenali. Meskipun perubahan bahasa adalah hal yang alami, menjaga standar tertentu tetap penting agar komunikasi tetap efektif lintas generasi dan budaya. Misalnya, dalam dunia akademik dan hukum, teks sering kali memerlukan presisi tinggi. Tanpa tata bahasa yang jelas, dokumen hukum atau peraturan bisa menjadi ambigu dan menyebabkan perbedaan interpretasi yang berbahaya. Oleh karena itu, tata bahasa tetap penting untuk memastikan komunikasi yang jelas, profesional, dan bermakna dalam berbagai aspek kehidupan.
Jadi tata bahasa tetap penting, tapi fleksibilitas juga diperlukan. Meskipun era digital membawa perubahan besar dalam cara kita berkomunikasi, tata bahasa tetap memiliki peran penting dalam memastikan kejelasan dan kredibilitas pesan yang disampaikan. Dalam komunikasi informal, seperti media sosial dan pesan instan, aturan bahasa bisa lebih fleksibel. Artikel “Bahasa Digital: Tren dan Perubahan dalam Komunikasi Online” di Kumparan mencatat bahwa penggunaan singkatan, emotikon, dan meme mencerminkan evolusi bahasa yang mengakomodasi gaya komunikasi yang lebih cepat dan ringkas. Namun, dalam lingkungan profesional, akademik, dan hukum, tata bahasa tetap menjadi standar yang harus diikuti. Kemampuan untuk menyesuaikan gaya bahasa dengan konteks komunikasi adalah keterampilan yang semakin penting di era digital ini. Oleh karena itu, alih-alih melihat tata bahasa sebagai sesuatu yang kaku dan kuno, kita perlu menganggapnya sebagai alat yang dapat digunakan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan komunikasi kita. Seperti yang disampaikan dalam artikel “Era Digital dan Transformasi Bahasa Kita” di Krajan.id, teknologi dapat menyediakan alat bantu seperti koreksi tata bahasa otomatis, namun pendidikan juga memiliki peran penting dalam menjaga penggunaan bahasa yang santun.
Penulis: Hesi Pattrisia
Dosen Pembimbing: Dr. Ardiya, S.S, M.Pd