Banjir Landa Aceh Timur, Pidie, dan Aceh Besar Dua Warga Terseret Arus

0
1242
foto:lokasibanjir aceh
foto:lokasibanjir aceh
foto:lokasibanjir aceh

SIGLI – (HPC)-Hujan yang terus-menerus mengguyur pada Minggu (1/1) malam, menyebabkan tiga kabupetan, masing-masing Aceh Timur, Pidie, dan Aceh Besar dilanda banjir luapan. Dampak yang paling parah dirasakan di Kecamatan Padang Tiji, Pidie, lokasi terendamnya 73 rumah penduduk.

Rumah-rumah itu tersebar di Gampong Kupula Tanjong, Leuen, Seuligien, Siren Paloh, dan Tuha Peudaya, Padang Tiji, Pidie. Banjir diperparah oleh jebolnya Bendungan Seumayam di Gampong Pulo Hagu Tanjong, Pidie.

Seorang bocah bernama Rajaul Arkam bin Safrijal (3,5) warga Gampong Trieng Paloh, Kecamatan Padang Tiji sempat terseret banjir saat bermain di depan rumah orang tuanya. Bocah itu selamat setelah ditolong warga, meski dalam kondisi tak sadarkan diri.

Amatan Serambi, Senin (2/1) sekitar pukul 10.30 WIB, banjir berangsur-angsur surut seiring berhentinya curah hujan. Terlihat juga sebagian warga telah kembali ke rumahnya. Kecuali, warga Gampong Kupula Tanjong yang terletak di pinggir jalan nasional. Di sini 105 kepala keluarga (KK) harus mengungsi. Bahkan, warga membuat dapur umum di meunasah.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie, Apriadi SSos, kepada Serambi kemarin mengatakan, petugas BPBD Pidie terjun langsung ke zona banjir di Padang Tiji. Air mulai naik ke rumah warga pukul 02.00 WIB dini hari. Tercatat sembilan gampong yang terendam banjir: Gampong Meria Tanjong, Tunong Tanjong, Cot Keutapang, Khang Tanjong, Jok, Pante Crueng, Kupula, Leuen, Tuha Peudaya, dan Siren Paloh.

Namun, korban banjir yang mengungsi ke meunasah hanyalah warga Gampong Kupula, sebanyak 105 KK. “Pada pagi itu kita langsung memberikan makanan siap saji kepada pengungsi di meunasah Kupula. Di gampong itu paling parah banjir karena letaknya rendah,” kata Apriadi.

Terpisah, Camat Padang Tiji, Teuku Zulkifli Majid SH, kepada Serambi menjelaskan, banjir yang melanda Padang Tiji akibat jebolnya Bendungan Seumayam menyebabkan hampir semua gampong kebanjiran.

Dari sejumlah gampong yang terkena banjir, tercatat lima gampong yang paling parah dampak banjirnya. Yakni, Gampong Kupula Tanjong, Leuen, Seuligien, Siren Paloh, dan Tuha Peudaya. Di kawasan tercatat 73 rumah masih terendam banjir.

Sebagai bantuan masa panik, Pemkab Pidie kemarin langsung menyerahkan bantuan berupa ikan sarden 106 kaleng, beras ukuran 25 kilogram dua sak, gula 26 kg, pembalut bayi 50 kotak, dan tikar dua lembar. Semuanya sudah diserahkan kepada korban banjir melalui keuchik masing-masing.

Camat Padang Tiji, T Zulkifli Majid menambahkan, kondisi Rajaul Arkam yang terseret banjir di Padang Tiji, sore kemarin membaik setelah dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Tgk Chik Di Tiro Sigli. Bocah tersebut sempat tidak sadarkan diri saat terseret arus banjir ketika mandi di depan rumahnya di Gampong Trieng Paloh.

Menurut T Zulkifli, total kerugian akibat dampak banjir di Padang Tiji belum didata, karena petugas kantor camat belum bisa turun ke sejumlah desa yang masih banjir. “Rencana kita besok turun untuk mendata sarana publik yang rusak,” katanya.

Ditanya apakah ada sekolah yang terendam banjir, Zulkifli mengaku belum menerima laporan dari kepala sekolah maupun keuchik.

Sementara itu, Rifki Fuadi (18), warga Gampong Seunebok Meuredu, Kecamatan Idi Tunong, Aceh Timur, dilaporkan hilang terseret arus sungai yang meluap di gampong tersebut.

Kepala BPBD Aceh Timur, Syahrizal Fauzi, kepada Serambi, Senin (2/1) menyebutkan, korban hanyut sekitar pukul 13.00 WIB. “Awalanya korban berenang di sungai belakang masjid gampong setempat. Namun, apa sebab dia tenggelam kita belum tahu,” kata Syahrizal Fauzi.

Hingga saat ini, jelas Syahrizal, pihak BPBD bekerja sama dengan Tim SAR, Basarnas, Muspika, dan masyarakat setempat masih melakukan pencarian korban, karena hingga pukul 17.15 WIB korban belum ditemukan.

“Banjir sudah mulai surut karena banjir ini air kiriman air dari hulu sungai. Namun, kecamatan bawah seperti Nurussalam naik. Tapi rata-rata, ketinggian air tinggal 50 Cm,” jelas Syahrizal.

Di Aceh Besar, Jembatan Titi Hitam yang menghubungkan Gampong Jawie-Gampong Buga, Kecamatan Seulimuem, rubuh diterjang banjir, Minggu (1/1) malam.

Akibat rubuh, jembatan tersebut tidak bisa lagi dilintasi kendaraan roda dua dan roda empat, bahkan pejalan kaki sekalipun. Jembatan yang dibangun tahun 1994 dengan panjang 40 meter dan lebar 4 meter itu rusak berat akibat digerus abrasi ketika hujan lebat mengguyur kawasan itu pada Minggu (1/1) malam. (***)

Sumber: Serambi Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here