ARTIKEL (HALUANPOS.COM)-Membaca buku cerita dalam bahasa Inggris kini tidak lagi sekadar dianggap sebagai kegiatan hiburan. Di balik alur yang menarik, ilustrasi yang memikat, dan tokoh-tokoh yang mudah diingat, tersimpan peluang besar untuk memperkaya perbendaharaan kata. Saat seseorang menikmati jalannya cerita, ia sebenarnya sedang berinteraksi dengan kosakata baru dalam konteks nyata tanpa terasa dipaksa. Hal ini membuat kata-kata lebih mudah dipahami, diingat, dan akhirnya digunakan dalam percakapan sehari-hari dibandingkan hanya menghafal daftar kosakata.

Pengalaman banyak pembelajaran bahasa menunjukkan bahwa membaca dapat meningkatkan penguasaan kosakata secara signifikan. Paparan kata-kata yang muncul berulang dalam kalimat utuh memberi kesempatan bagi pembaca untuk memahami bagaimana kata itu digunakan secara alami. Karena kata-kata selalu hadir dalam cerita, pembaca tidak hanya mengingat bunyi kata tersebut, tetapi juga memahami nuansa makna dan penggunaannya. Inilah yang menjadikan membaca buku cerita lebih efektif daripada sekadar menghafal kata-kata secara terpisah. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 6 Watampone, yang menemukan adanya peningkatan signifikan dalam penguasaan kosakata siswa setelah diberi perlakuan membaca cerita tematik, di mana skor rata-rata siswa naik dari 29,50 pada pre-test menjadi 79,83 pada post-test (Alfaraida, Ishak, & Wahyu, 2023).

Hasil positif membaca semakin terlihat ketika siswa diberikan bacaan sesuai tema tertentu, seperti persahabatan, lingkungan, atau petualangan (Rumaisyah, Ishak, & Sultan, 2023). Dengan cara ini, mereka tidak hanya menikmati cerita, tetapi juga menyerap kosakata baru yang sesuai dengan kehidupan mereka. Peningkatan kosakata yang diperoleh melalui kegiatan ini biasanya jauh lebih bertahan lama dibandingkan metode tradisional seperti menghafal glosarium, karena kata-kata hadir dalam situasi yang hidup dan bermakna.

MENARIK DIBACA:  Refleksi 65 Tahun Keberadaan Provinsi Riau Dalam Rangka Kemajuan Pembangunan Ekonomi

Manfaat membaca buku cerita juga sangat terasa pada anak-anak. Aktivitas membaca bersama orang tua, misalnya, tidak hanya memperkuat kedekatan emosional, tetapi juga menambah kosakata anak secara alami. Kata-kata baru yang hadir dalam suasana hangat lebih cepat ditangkap oleh anak, apalagi jika orang tua menambahkan ekspresi wajah atau intonasi suara yang mendukung cerita. Dengan begitu, anak tidak hanya belajar kata, tetapi juga merasakan maknanya. Sebuah penelitian menegaskan bahwa keterlibatan orang tua dalam aktivitas membaca memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan kosa kata bahasa asing anak sejak dini (Rahma Wanodya, Drajati, & Tarjana, 2020)

Di tingkat taman kanak-kanak, membaca cerita sederhana yang diulang beberapa kali terbukti efektif dalam memperkaya kosakata. Anak-anak lebih cepat mengingat kata baru ketika kata tersebut sering muncul dalam alur cerita yang menyenangkan. Pembelajaran yang dikemas seperti ini terasa lebih hidup, menghibur, dan mudah diterima dibandingkan latihan mekanis berupa pengulangan kata tanpa konteks.

MENARIK DIBACA:  UPAYA PEMENUHAN DAGING SAPI / RUMANINSIA MELALUI KEGIATAN SISKA (SISTEM INTEGRASI SAPI- KELAPA SAWIT DI PROVINSI RIAU

Menariknya, perolehan kosakata tidak hanya terjadi saat siswa membaca sendiri. Ketika guru membacakan cerita, pengaruhnya bisa lebih besar karena siswa mendengar pengucapan langsung dan penekanan intonasi. Jika guru menambahkan sedikit penjelasan tentang kata-kata sulit, kosakata baru akan lebih cepat dipahami. Kombinasi antara konteks cerita dan bimbingan guru ini sering kali memberikan dampak yang jauh lebih signifikan terhadap kemampuan bahasa siswa.

Bagi siswa SMP, memberi kebebasan memilih bacaan sesuai minat juga menjadi strategi yang efektif. Dengan membaca cerita petualangan, fantasi, hingga biografi sederhana, mereka merasa lebih terlibat dan tidak tertekan dalam belajar. Ketika rasa ingin tahu dan kesenangan membaca tumbuh, mereka secara alami menyerap lebih banyak kosakata. Penelitian menunjukkan bahwa kelompok siswa yang gemar membaca bacaan pilihan mereka mengalami peningkatan kosa kata yang jauh lebih signifikan dibandingkan kelompok yang hanya mengandalkan materi teks wajib sekolah (Cahya, Retnaningdyah, & Mustofa, 2025). Inilah yang membuat minat baca menjadi kunci utama keberhasilan belajar bahasa.

Selain menambah kosakata, membaca buku cerita bahasa Inggris juga mampu meningkatkan motivasi (Alias, Juhri, & Ihsan, 2025). Banyak siswa merasa lebih percaya diri menggunakan kata baru setelah menemukannya dalam cerita yang mereka sukai. Proses ini menumbuhkan perasaan bangga sekaligus menambah semangat untuk terus belajar. Membaca pun tidak lagi terasa seperti tugas sekolah, melainkan kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat ganda.

MENARIK DIBACA:  Penilaian PPID Kabupaten Labuhanbatu

Kegiatan membaca buku cerita juga bisa dianggap sebagai bentuk belajar di luar kelas formal. Tanpa terikat kurikulum, siswa tetap bisa memperluas kosakata melalui aktivitas yang alami dan menyenangkan. Bahkan, banyak yang akhirnya terbiasa membaca secara mandiri karena merasa mendapatkan manfaat nyata. Hal ini menjadikan mereka lebih fleksibel dalam memahami bahasa dan lebih siap menggunakannya dalam komunikasi sehari-hari.

Dari berbagai pengalaman tersebut, jelas bahwa buku cerita berbahasa Inggris merupakan sarana belajar yang efektif sekaligus menyenangkan. Baik dilakukan secara mandiri, bersama guru, maupun dengan orang tua, membaca cerita menghadirkan pengalaman belajar yang lebih hidup daripada sekadar menghafal kata. Dengan kata lain, jalan seru untuk memperkaya kosakata dapat ditemukan di antara lembaran buku cerita yang kita baca dengan hati gembira, sambil menikmati petualangan bahasa yang tak pernah membosankan.

Penulis: Siraj Nabila Jofa (Mahasiswi UMRI semester 6)
Dosen Pembimbing: Esti Raihana M.Pd)

By admin