Haluanpos.com-Masa kuliah merupakan ajang bagi kalangan mahasiswa mencari prestasi untuk penunjang Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) menjadi lebih bagus. Ini terbukti bahwa beberapa mahasiswa kampus besar yang ada di seluruh Indonesia, beralasan bahwa mendapatkan nilai IPK yang tinggi sebagai penunjang masa depan untuk berkarir di dunia kerja. Ada pun beberapa alasan yang dikemukakan oleh beberapa mahasiswa, bahwasannya IPK yang tinggi selalu jadi syarat melamar sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai Swasta, selain itu juga sebagai syarat mendapatkan beasiswa dan syarat untuk melanjutkan pasca sarjana. Beberapa alasan yang telah dikemukakan oleh beberapa mahasiswa tadi merupakan motivasi mereka untuk berkompetisi dalam meraih IPK yang tinggi.
Mahasiswa yang sering dikenal dengan “Agent of Change dan Agent of Social Control” merupakan salah satu pondasi pendukung kemajuan di negeri ini. Mahasiswa harusnya mampu memberikan gagasan atau ide terbaik untuk perkembangan dan perubahan di negeri ini, selain itu mahasiswa juga harus mampu mengawal dan mengontrol kebijakan – kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. Dari beberapa mahasiswa yang bersaing meraih IPK yang tinggi, ada beberapa kalangan mahasiswa yang memiliki idealisme cukup tinggi, mahasiswa ini sering dikenal dengan sebutan Aktifis Kampus atau Mahasiswa Organisatoris. Mereka biasanya sangat aktif dalam memonitoring kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh pimpinan kampus maupun pemerintah daerah. Pada lembaran sejarah manusia, mahasiswa organisatoris ini telah banyak memberikan dampak yang sangat luar biasa terhadap perubahan di negeri ini. Saat pada zaman kemerdekaan, mereka ikut andil dalam upaya menyusun strategi bersama TNI maupun POLRI, selain itu pada masa orde baru di Indonesia yang dipimpin presiden soeharto selama 32 tahun dengan sistem otoriter juga runtuh oleh gerakan mahasiswa pada tanggal 21 mei 1998 dan menyebabkan beberapa mahasiswa tewas ketika kejadian itu. Peristiwa diatas menunjukan bahwa betapa pentingnya peranan mahasiswa dalam penerapan keadilan sosial bagi bangsa ini.
Upaya pemerintah dalam mengambil kebijakan yang hanya menguntungkan secara sepihak hanya bisa dicegah oleh idealisme mahasiswa. Namun kenyataan pada saat ini, para mahasiswa aktifis kampus memiliki penilaian yang kurang baik dari masyarakat, karena kebanyakan aktifis kampus sekarang lebih menunjukan kepentingan pribadi dari organisasinya dan melakukan aksi demontrasi yang anarkis sehingga banyak merusak beberapa inventaris – inventaris negara. Untuk mengembalikan citra positif bagi aktifis kampus (mahasiswa) terhadap masyarakat, mahasiswa harus mampu mengkritik dan memberikan solusi yang konkrit terhadap pemerintah secara sopan santun sehingga terciptanya kerja sama yang baik antara mahasiswa dan pemerintah. Selain itu mahasiswa harus nya bisa menerapkan ilmu – ilmu yang dipelajari di kampus kedalam kehidupan masyarakat serta menjadi pelopor pembangunan bagi negeri ini. Dengan adanya upaya yang baik maka negeri ini akan mendapatkan keadilan dan kesejahteraan yang hakiki. (Doni)