Krisis Perekonomian Di Indonesia

0
952
Foto:Ilustrasi
Foto:Ilustrasi

        

Foto:Ilustrasi
Foto:Ilustrasi

  Haluanpos.com. Indonesia merupakan Negara kesatuan yang memiliki beragam suku, kebudayaan dan bahasa daerah. Kekayaan akan sumber daya alam juga melimpah ruah, mulai dari minyak bumi, batu bara, emas, dan lainnya sehingga Negara kesatuan ini berpotensi menjadi sebuah Negara yang maju. Setelah tujuh puluh satu tahun Negara Indonesia merdeka, pemerintah maupun pejabat – pejabat serta ormas (masyarakat) berupaya memberikan gagasan atau ide terbaik untuk pembangunan yang ada di negeri ini. Sejak dari orde lama, orde baru,  era reformasi dan era demokrasi, Indonesia banyak mengalami perubahan – perubahan dari segala sektor yang ada.

Pada saat ini Indonesia yang dulu di kenal dengan istilah “Macan Asia” seolah berganti istilah menjadi “Macan Ompong Asia”. Istilah ini berubah karena Negara Indonesia belum bisa membuktikan untuk mensejahterakan kehidupan rakyat yang sebagaimana tertulis pada sila yang kelima di pancasila dan belum bisa mengelola semua kekayaan alam yang berada di negeri ibu pertiwi ini. Melihat fakta seperti ini, beberapa Negara maju di belahan dunia berambisi ingin menguasai perekonomian yang berada di Negara Indonesia. Dapat kita lihat beberapa fakta kekayaan alam kita di Negara Indonesia telah dikuasai oleh pihak – pihak asing, mulai dari perusahaan Chevron yang menguasai tambang minyak bumi, perusahaan Freeport yang menguasai tambang emas dan masih banyak perusahaan asing lainnya yang menguasai hasil tambang maupun hasil agraria yang ada di negeri ini. Melihat fenomena ini bisa kita simpulkan bahwa pada saat ini Indonesia masih dijajah dari sektor perekonomian oleh beberapa Negara maju yang ada di belahan dunia dan jika ini dibiarkan terus menerus, maka lambat laun Indonesia akan dijajah secara keseluruhan disegala sub sektor yang ada.

MENARIK DIBACA:  Gas Melon Langka di Aceh Timur FPRM Desak Polisi dan Dinas Terkait Gelar Razia

Demi menjaga keberlangsungan hidup bermasyarakat yang merdeka, maka seharusnya rakyat Indonesia bersatu untuk mencegah kebijakan – kebijakan pemerintah yang membuat rakyat merasa dirugikan. Masyarakat seharusnya lebih pro aktif lagi dalam memonitoring kinerja pemerintah dan beperan aktif memberi sumbangsi pemikiran terhadap perkembangan di Negara ini. Mahasiswa seharusnya tidak lagi menggunakan cara yang anarkis untuk mengkritik kebijakan pemerintah, akan tetapi mahasiswa sebagai agent of change harus berani mengkritik dan mampu memberikan solusi konkrit kepada pemerintah secara fast to fast serta beradab.

Langkah ini sangat lah efektif untuk diterapkan, karena ketika masyarakat maupun mahasiswa bersatu, pemerintah akan lebih berhati – berhati lagi dalam mengambil kebijakan. Selain masyarakat dan mahasiswa, seharusnya para penguasa atau pemimpin di negeri ini lebih tegas ketika melakukan kerja sama bersama pihak asing. Pihak asing bisa saja mencari celah agar seluruh kekayaan alam yang ada di negeri ini bisa terkuasai. Oleh sebab itu perlu ada nya revolusi mental agar seluruh warga bangsa ini siap bersaing di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini. Dengan demikian marilah kita sebagai warga bangsa ini bangkit dari keterpurukan dan mampu memberikan sumbangsi secara pemikiran maupun materil guna tercipta nya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (Doni)

MENARIK DIBACA:  Cerita dibalik Pencarian Bocah Hilang di Objek Wisata Pulau Cinta