KAMPAR (HALUANPOS.COM)- Senin, 23 Juni 2024-Indonesian Youth Education & Social (IYES) sukses menyelenggarakan program pemberdayaan (IYES Mengajar 9) di Desa Subayang Jaya, Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar pada 23-28 Juni 2024 tepatnya di SD N 015 Subayang Jaya dan SMP N Satu Atap Salo. Program IYES Mengajar 9 ini terdiri dari berbagai rangkaian kegiatan seperti-Belajar informal, pelatihan tenagan pengajar, renovasi sekolah, pelatihan pemetaan potensi desa, pelatihan digital marketing, dan kegiatan riset.

“Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahunnya dan telah menjadi program tahunan dari IYES untuk menyasar daerah atau desa terpencil khususnya provinsi Riau. Program ini ada 7 rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara bersamaan serta dibantu oleh para relawan” ujar Sarah Lutfia Mutmainnah, Program Assistant for IYES Mengajar
Program IYES Mengajar sudah dilaksanakan yang ke 9 (sembilan) kalinya, menyisir 9 sekolah dan desa yang tersebar di 5 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Fokus utama dari program ini adalah Pendidikan yang ada di daerah-daerah terpencil, dan beberapa tahun terakhir program ini semakin berkembang menyasar ke beberapa bidang seperti Infrastruktur, Pemberdayaan Masyarakat, Riset, Sosial, dan Peningkatan Ekonomi masyarakat.

MENARIK DIBACA:  Akibat Hujan Lebat Sebabkan Longsor di Jalan Lintas Riau - Sumbar, Arus Lalin Sementara Sistem Buka Tutup

Program IYES Mengajar 9 ini dilaksanakan selama 6 hari dengan jumlah relawan kurang lebih 35 orang yang akan dibagi beberapa rangkaian kegiatan. Sebelum dilaksanakannya kegiatan ini, terlebih dahulu tim IYES melakukan survei lokasi sebanyak 2 kali untuk memastikan program ini dapat terlaksana dengan baik dan dapat tepat sasaran. Temuan dari tim IYES seperti pada umumnya sekolah-sekolah yang ada di daerah 3T; sekolah yang tidak layak, fasilitas sekolah, serta minimnya pengetahuan tenaga pengajar terhadap kurikulum ataupun dalam melakukan proses belajar mengajar secara efektif kepada siswa.

“Sebenarnya sangat disayangkan ya, 10 tahun kami menyisir desa-desa terpencil di Riau, kondisi sekolah-sekolahnya sangat memprihatinkan. Tidak hanya sekolahnya, tapi tenaga pengajarnya juga sama, tidak pernah mendapatkan pelatihan, mereka hidup dengan keterbatasan. Belum lagi kondisi desa yang membuat kami harus bekerja ekstra untuk membantu mencarikan solusi atas kekalutannya terutama terkait ekonomi dan akses pendidikan masyarakat setelah menamatkan SMA” ujar Ineke Rahmadini, Direktur Eksekutif IYES.

Desa Subayang Jaya berada di Daera Aliran Sungai Subayang (DAS Subayang), Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar. Beberapa desa di DAS Subayang ini sangat familiar bagi IYES, karena sering berkegiatan di desa-desa DAS Subayang sehingga permasalahan-permasalahan antara satu desa dengan yang lain tidak jauh berbeda, yaitu ekonomi serta akses pendidikan. Ini juga disampaikan oleh Kepala Desa Sungai Subayang, Abenri. Bahwa keadaan masyarakat desa Subayang Jaya serba salah.

MENARIK DIBACA:  Alumni IPDKK Silaturahim ke Rumah Umak Persatuan

“Kita ini berada di tengah hutan lindung, yang kami diminta untuk menjaga hutan ini tapi hak kami tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah. Kami pun untuk mengolah hasil hutan tidak bisa apa-apa, karena aturan yang mengikat kami. Sedangkan kami butuh makan, masyarakat kami butuh hidup. Jadi serba salah. Mau membuka kebun ataupun mengolah hasil hutan kami takut di polisikan. Karena statusnya ini kan hutan lindung (SM Rimbang Baling). Tegas Abenri, Kepala Desa Subayang Jaya.

Selain permasalahan ekonomi, permasalahan lain yang IYES temui adalah pernikahan dini yang tinggi dan akses pendidikan ke perguruan tinggi yang sangat minim. Sehingga anak-anak yang tamat SMP atau SMA kebanyakan memilih menetap di kampung dan bahkan menikah dini. Hal ini cukup menjadi concern bagi IYES. Untuk itulah IYES mencoba menginisiasi beberapa kegiatan seperti pemetaan potensi desa dan pelatihan digital marketing untuk masyarakat Desa Subayang Jaya. Pelatihan ini diputuskan berdasarkan temuan survei dari tim IYES, bahwa Desa Subayang memiliki potensi wisata yang bisa memikat wisatawan seperti air terjun, makanan, tradisi serta produk anyaman yang dapat dikembangkan.

MENARIK DIBACA:  Kapolres Kampar Gelar Upacara Hari Bela Negara Ke-75 Di Halaman Mapolres Kampar

Pada kegiatan pelatihan dan juga riset, beberapa tokoh masyarakat seperti ninik mamak dan juga pemerintah desa juga menyampaikan permohonannya kepada IYES untuk dapat membantu menyuarakannya ke pemerintah serta lembaga-lembaga yang dapat membantu untuk meningkatkan ekonomi serta pengetahuan mereka.
“Harapan kami besar sebetulnya, ada 3 desa di DAS Subayang ini yang sudah kami intervensi. Dari hasil pelatihan dan riset ini nantinya akan kami teruskan kepada stakeholder terkait untuk dapat mencari solusi bersama-sama atau mau turun bersama kami untuk mencarikan solusi terbaik demi membantu masyarakat desa Subayang Jaya.” Pungkas Ineke Rahmadini, Direktur IYES Indonesia. (rilis)

By admin