Menurunnya pendapatan Pedagang Pasar Senggol pada saat Pandemi

0
711

PEKANBARU (HALUANPOS.COM)-Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) melakukan wawancara kepada salah seorang pedagang pasar senggol panam dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen yang berlokasi di Jalan Manyar Sakti Blok L 17-18, pasar senggol belakang Giant Panam Pekanbaru, Selasa (06/07/2021).

Anggota kelompok yang berpartisipasi dalam kunjungan ini adalah Mukhairani, Endang Sri Wahyuni, Siti Nurhasanah, dan Yulia Rahmadani, yang merupakan mahasiswi semester 6 dari program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Riau dengan dosen pengampu mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen yaitu ibu Intan Putri Azhari, SE.,M.Acc.

Tujuan diadakan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pendapatan perekonomian di pasar senggol disaat pandemi covid-19. Penelitian ini juga dijadikan pembelajaran untuk pembaca yang ingin memulai usaha di masa pandemi seperti saat ini.

Salah satu usaha pasar senggol yaitu milik ibu sri hartati, ini sudah berdiri sejak 10 tahun yang lalu yang bermulakan berjualan di pasar jongkok purwodadi. Setelah dibentuknya pasar oleh bapak walikota Pekanbaru maka dipindahkan para pedagang yang bertempat di belakang Giant Panam di Jalan Balam Sakti yang dinamakan pasar senggol dan sekarang dipindahkan lagi ke jalan Manyar.

Motivasi awal untuk membuka usaha dagang ini adalah banyaknya minat beli masyarakat salah satunya pada bagian pakaian. Usaha ini sangat membantu perekonomian keluarga. Pasar ini dibuka dari jam 10.00 dan tutup pada jam 21.00, dan dibuka setiap harinya.

Pemasaran dari usaha ini biasanya tidak ada pemasaran khusus melainkan para pelanggan yang datang langsung untuk berbelanja. Barang yang diperjualbelikan berupa baju gamis, kemeja, kaos, celana kulot, rok dan celana katun. Usaha ini dikelola langsung oleh pemiliknya dan dibantu oleh beberapa karyawan.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan tentunya selama masa pandemi ini ada begitu banyak dampak yang dialami oleh para pedagang, karena pada umumnya pembeli di pasar senggol tersebut adalah mahasiswa. Tetapi pada 2 tahun belakangan ini mengalami penurunan yang drastis karena diberlakukannya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).

Saran dari kami agar kebutuhan keluarga bisa tetap mencukupi terapkan perencanaan dan penganggaran yang baik, seperti gunakan media online untuk melakukan promosi karena pelanggan lebih sering menghabiskan waktu dan beraktivitas di rumah apalagi disaat pandemi seperti ini. Waktu untuk melihat smartphone akan dihabiskan dibanding hari biasanya. Tetapi harus diperhatikan juga anggaran biaya, tanpa adanya rencana anggaran yang jelas pelaku usaha akan merasa kesulitan untuk menentukan biaya modal dan target pendapatan yang ingin dicapai. (Rilis)