LABUHANBATU,(HPC)Pjs.Bupati Labuhanbatu Drs.Mhd.Fitryus SH.MSP Tekankan kepada seluruh OPD terkait untuk melakukan percepatan penanganan Stanting di labuhanbatu, hal ini di sampaikan pada saat mengikuti Rapat Koordinasi Teknik Nasional Percepatan Penanganan Stanting virtual bersama Staf khusus wakil presiden RI Bambang Widianto diruang rapat kantor Bupati Labuhanbatu jalan Wr.Supratman Rabu 21/10/2020.

Stunting akibat kekurangan gizi yang
terjadi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK) tidak hanya menyebabkan
hambatan pada pertumbuhan fisik dan
meningkatkan kerentanan terhadap
penyakit, namun juga mengancam
perkembangan kognitif yang akan
berpengaruh pada tingkat kecerdasan
dan produktivitas anak serta risiko
terjadinya gangguan metabolik yang
berdampak pada risiko terjadinya
penyakit degeneratif (diabetes melitus,
hiperkolesterol, hipertensi) di usia
dewasa.ucap Pjs.

MENARIK DIBACA:  Hadiri Milad Wirid Yasin Akbar Rantau Selatan, Bupati Labuhanbatu Ingin Persatukan Kaum Ibu

Prevalensi stunting merupakan salah
satu masalah gizi terbesar pada baduta
di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan
sebanyak 30,8% balita menderita
stunting. Proporsi status gizi pendek dan
sangat pendek pada bayi di bawah dua
tahun (baduta) mencapai 29,9% atau
lebih tinggi dibandingkan target RPJMN
2019, yaitu sebesar 28%. Padahal apabila
stunting terjadi pada masa balita,
namun mendapatkan intervensi dengan
benar sesuai dengan standar, akan
mampu meminimalisir segala dampak
yang disampaikan di atas.

Tingginya
prevalensi stunting saat ini menunjukkan
bahwa terdapat permasalahan mendasar
yaitu ketidaktahuan masyarakat terhadap
faktor-faktor penyebab stunting dan
pemberian pelayanan kesehatan yang
belum sesuai standar, baik di tingkat
masyarakat maupun di fasilitas pelayanan
kesehatan yang mendorong terjadinya
stunting.

MENARIK DIBACA:  Pemkab Labuhanbatu Perbolehkan Pelaksanaan Shalat Idul Adha DiMasjid dan Mushalah

Peningkatan pengetahuan dan
keterampilan untuk setiap kelompok
sasaran sesuai perannya dalam
pencegahan stunting menjadi penting.
Dengan meningkatnya pengetahuan
tersebut, diharapkan kelompok sasaran
dapat melakukan perubahan perilaku
yang mendukung pencegahan stunting.
Di tingkat masyarakat, tenaga pelayan
kesehatan diharapkan memiliki
pengetahuan yang baik tentang stunting
sehingga dapat memberikan informasi
dengan benar, melakukan intervensi
layanan kesehatan dengan tepat.tegas Fitryus.

Drs Fitryus menekankan kepada seluruh intansi terkait mulai dari Camat, Lurah, Kades hingga Kadus dan Kepling untuk memonitor seluruh pelosok daerah, mendata dan mensosialisasikan kepada masyarakat untuk mencegah stanting di daerah masing-masing.

Sementara Kepala Bidang Kesehatan masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Friska Simanjuntak SKM.M.Kes menyampaikan
Pihaknya juga terus bergerak ke seluruh pelosok-pelosok daerah, baik dalam bentuk sosialisasi hingga membantu pencegahan dan penanggulangan stanting.

MENARIK DIBACA:  Hadiri KKR, Bupati Labuhanbatu Pastikan Labuhanbatu Damai

Rakor di ikuti Pjs. Bupati Labuhanbatu Drs.Mhd.Fitryus SH.MSP, Asisten I Sarimpunan Ritonga M.Pd, Asisten III Zaid Harahap, dan Beberapa Kepala OPD terkait.

By admin