Pekanbaru(Haluanpos.com)-Dr. H. Griven H. Putera, M.Ag yang akrab disapa Griven merupakan anak dari pasangan H Abdul Gani Yusuf dan Hj Nurhayati binti Bidin yang lahir di Rantau Baru, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau pada 28 Juli 1976, sejak kecil memiliki hobi membaca buku.
Griven H. Putera yang awalnya gemar menulis esai, cerpen dan cerita rakyat serta puisi juga pernah menjadi pengurus Dewan kesenian (DKR) tahun 2007 serta aktif mengikuti seminar budaya bahkan pernah menjadi nara sumber.

Sebagai sastrawan dan budayawan Riau, sosok Griven H Putera telah banyak melahirkan sejumlah karya, baik dalam bentuk esai, artikel, cerita pendek, novel, puisi maupun cerita rakyat. Tulisannya tersebar di sejumlah media, seperti di harian Republika, Riau Pos, Batam Pos, Kendari Pos, Analisa (Medan), Koran Riau, Riau Mandiri, Sagang, Tepak, Serindit, dan lain-lain.
Sebagian tulisan telah dibukukan. Untuk kategori esai dan artikel dapat ditemukan dalam buku Celana Tak Berpisak: Percikan Pemikiran tentang Budaya, Melayu, Islam dan Keindonesiaan yang menjadi buku Pilihan Sagang tahun 2019.

Dalam bentuk cerita pendek dapat ditemukan dalam buku Tenggelam: Seikat Kisah Pandak dan dalam buku Nisan-Nisan Berbunga. Kumpulan Cerpen Nisan-Nisan Berbunga yang terbit di Yogyakarta pada 2021 ini merupakan karyanya yang diberi kata pengantar oleh sastrawan Malaysia Dr. Shamsudin Othman, dan kata penutup oleh Takamasa Osawa, P.hD dari Kyoto University.
Dr Griven juga telah melahirkan novel berjudul Lelaki Pembawa Kain Kafan. Novel ini membawa dirinya “dicap” sebagai salah seorang sastrawan sufi atau dikenal juga dengan karya sastra profetik.

Ia pernah menjadi kolumnis tetap pada beberapa media, seperti kolom Saujana di Tribun Pekanbaru, kolom Pernik di Koran Riau. Kini menjadi kolumnis tetap di lamanriau.com dalam kolom Tepilangit.
Karya dari suami Dedes Handayani ini pernah dimuat secara bersambung di beberapa media, seperti Malin Bonsu di harian Riau Pos; dan Lelaki Pembawa Kain Kafan di Majalah Dinamis Kanwil Kemenag Provinsi Riau.
Ayah dari Najwa Hilyah Hariri, Fikraneil Hamdi Nouran, Waly Haqqan Mursyidan dan Muhammad Hannan Mumtazan ini telah melahirkan sejumlah buku. Di antaranya:
1. Pinang Beribut dan Sejumlah Cerita Rakyat yang Lain, YPR, Pekanbaru, 2001;
2. Tenggelam (Seikat Kisah Pandak), Mahkota Riau, Pekanbaru, 2003;
3. Sekopal Pulut dan Sejumlah Cerita Rakyat Pelalawan yang Lain, Telindo Publishing, Pekanbaru, 2005;
4. Lelaki Pembawa Kain Kafan, Dinas Kebudayaan dan Pariwiata Provinsi Riau, (Novel, 2009);
5. Malin Bungsu: Petualangan dari Kota Lembacang Pandak Hingga Tanah Bantan, Asa Riau, Pekanbaru, (cerita rakyat Pelalawan, 2014);
6. Malin Bungsu: Elegi Putri Bunga Setangkai dan Putri Sari Mundam, Asa Riau, Pekanbaru, (cerita rakyat Pelalawan,2014);
7. Malin Bungsu: Kembali ke Tanah Pujaan dan Lahirnya Sultan Alam, Asa Riau, Pekanbaru (cerita Rakyat Pelalawan, 2015);
8. Celana Tak Berpisak: Percikan Pemikiran Tentang Budaya, Melayu, Islam dan Keindonesiaan, Meja Tamu, Sidoarjo, 2018;
9. Nisan-Nisan Berbunga, Kumpulan Cerpen, Gambang Media, Yogyakarta, 2021.

Karyanya termaktub dalam beberapa karya bersama, di antaranya:
1. Dari Percikan Kisah Membentuk Provinsi Riau, YPR, Pekanbaru, 2001;
2. Merajut Cahaya, Pustaka Annida, Jakarta, 2001 (kumpulan cerpen terbaik Majalah Annida 1991- 2001);
3. Semua Atas Nama Cinta (Kumpulan Cerpen), Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003;
4. Dua Puluh Tahun Cinta (Kumpulan Cerpen), Senayan Abadi, Jakarta, 2003;
5. Anak Sepasang Bintang ( Kumpulan Cerpen), FBA Press, Jakarta, 2003;
6. Loktong, (Kumpulan Cerpen Pemenang Sayembara Menulis Cerpen Tingkat Nasional 2006), Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga RI kerjasama dengan Creatif Writing Institute, Jakarta, 2006;
7. Antologi Puisi Jazirah : Jejak Hang Tuah dalam Puisi, Dinas kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau, Dewan Kesenian Kepulauan Riau, Yayasan Jembia Emas, Tanjung Pinang, 2018;
8. Antologi Puisi Laut dan Kembara Kata-Kata, Theresia, Yayasan Jembia Emas, Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau, Jakarta Barat, 2022;
9. Dan lain-lain.
Griven H. Putera telah menerima sejumlah anugerah dari berbagai lembaga, yaitu:
1. Anugerah Sagang Kategori Buku Pilihan tahun 2001 melalui karya bersama berjudul Dari Percikan Kisah Membentuk Provinsi Riau;
2. Anugerah Seni dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau tahun 2009;
3. Raja Ali Haji Award dari Gerakan Masa Depan Indonesia (GMDI) Provinsi Riau dan UIN SUSKA Mengajar, tahun 2016;
4. Anugerah Sagang Kategori Buku Pilihan tahun 2019 melalui buku Celana Tak Berpisak: Percikan Pemikiran tentang Budaya, Melayu, Islam dan Keindonesiaan.
5. Anugerah Budaya 2024 Kategori Pelaku Budaya dari Dinas Kebudayaan Provinsi Riau

Selain sebagai penulis, sastrawan dan budayawan Dr Griven juga telah dinobatkan menjadi pucuk pimpinan adat di kampung halamannya dengan gelar Datuk Sati Diraja/Batin Sibokol-Bokol Rantaubaru pada tahun 2023.(YS)