PEKANBARU (HPC)– Sekitar tiga ratus orang hadir dalam acara ”Seminar 1000 Aktuaris” yang diadakan oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau (FMIPA UNRI) pada Kamis pagi (25/04/2019). Peserta merupakan mahasiswa Universitas Riau dan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Pekanbaru. Seminar ini merupakan bentuk kerja sama FMIPA UNRI dengan pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta melibatkan Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) dan Risk Management, Economic Sustainability, and Actuarial Sciece Development in Indonesian (READI).

Acara yang dilangsungkan di Hotel Pangeran Pekanbaru ini dihadiri oleh Syaiful Bahri selaku Wakil Rektor IV UNRI. Turut hadir juga Dekan FMIPA UNRI, Syamsudhuha dan seluruh wakil dekan, serta Dr. Imran M., M.Sc selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNRI dan dosen Jurusan Matematika yang berkenan hadir.

MENARIK DIBACA:  Kepala Bapenda Pekanbaru Sertijabkan Sejumlah Pejabat dan Berikan Penghargaan THL Berprestasi

Dalam pembukaannya, acara seminar ini mengedepankan budaya melayu, yakni Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji yang dibawakan oleh mahasiswa UNRI.

Menghadirkan tiga orang pembicara, yaitu Arie Munandar selaku perwakilan pihak OJK, Budi Tampubolon dari PAI, sedangkan READI diwakili oleh William Duggan. Pembicaraan dipandu oleh Hasriati, selaku dosen pengajar Aktuaria dalam peminatan Matematika Management di FMIPA UNRI.

Arie selaku pemateri pertama menyampaikan bahwa jumlah aktuaris di Indonesia terus bertambah sejak tahun 1993 hingga berjumlah 571 orang, tahun 2018. Namun, Indonesia dikatakan masih darurat aktuaris.

“Secara ideal, Indonesia membutuhkan hampir 1000 aktuaris untuk mengelola aset-aset yang dimiliki oleh Indonesia,” ujar Arie.

MENARIK DIBACA:  Alumni FU UIN Suska Riau diamanahkan Wakil Ketua DPRD Pelalawan

Aktuaris adalah seorang ahli yang dapat mengaplikasikan ilmu keuangan dan teori statistik untuk menyelesaikan persoalan-persoalan bisnis aktual. Prospek kerja yang menjanjikan dan selalu masuk ke dalam top 5 best of jobs di Amerika Serikat.

Arie juga jelaskan bahwa Seminar 1000 Aktuaris ini merupakan salah satu program yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah aktuaris di Indonesia. Oleh sebab itu, OJK mendukung pembentukan program studi Aktuaria di universitas se-Indonesia.

Lain kesempatan, Budi Tampubolon selaku pemateri kedua mengatakan bahwa, “Seorang aktuaris harus mampu melihat segala kemungkinan dan membuat perencanaan untuk mengendalikan resiko.”

Budi sampaikan bahwa Sarjana Matematika atau Aktuaria tidak langsung mendapat gelar aktuaris ketika lulus. Namun ada syarat uji sertifikasi agar seseorang dapat menyandang gelar aktuaris. Di Indonesia, uji sertifikasi diselenggarakan oleh PAI. Ada dua tingkatan aktuaris. Pertama tingkat Associate (ASAI) dan kedua tingkat Fellow (FSAI). Masing-masing tingkatan hanya bisa diraih dengan menempuh beberapa mata ujian.

MENARIK DIBACA:  H Ervan: Pengawasan Orang Tua Diperlukan Untuk Menekan Penularan Virus Covid-19 Terhadap Anak-anak

Lain waktu, William Duggan dari Project READI, Kanada selaku pemateri ketiga mengatakan bahwa, Kanada memiliki lebih dari lima ribu aktuaris yang bekerja di berbagai perusahaan asuransi, pemerintahan maupun universitas. Jika dibandingkan dengan Indonesia masih sangat jauh jaraknya.

William jelaskan alasan orang memilih ilmu aktuaria. Seorang aktuaris akan mendapatkan gelar intelektual yang penuh tantangan dan mampu membuat perbedaan dengan aplikasi angka. Bekerja di bidang ilmu aktuaria merupakan bentuk nyata kehidupan yang akan berdampak besar. (rls)

Penulis : Zhavira Fitri Mardhatillah

By admin