PEKANBARU(HPC) –Walaupun hanya meriah Juara III pada Olimpiade Lawak PaSKI 2020 di Jakarta, Group Lawak Pengat asal Provinsi Riau tetap semangat dengan hasil dewan juri Olimpiade Lawak PaSKI 2020. Dengan didampingi ketua Pengda PaSKI Riau, Fakhri Semekot dan sekretaris Pengda PaSKI Bens, Group lawak Pengat tetap menampakkan rasa kebahagiaannya.
ketua Pengda PaSKI Riau, Fakhri Semekot mengatakan, Sebenarnya dengan prestasi group Lawak Pengat meraih juara III pada Olimpiade Lawak PaSKI 2020 di Jakarta ini, bagi saya belum begitu memuaskan, sebab dengan jumlah peserta yang tidak begitu banyak serta kita menilai group lawak Pengat memiliki kemampuan luar biasa, harusnya group lawak Pengat mesti juara I, apalagi yang membawa lawak group lawak Pengat adalah ketua Pengda PaSKI Riau,” ungkap Fakhri Semekot. Ahad(9/2/20)
“Kekecewaan tetap ada, namun kedepan kepada group Pengat bisa membina group lawak yang lain, apalagi group lawak di Provinsi Riau tidak boleh punah. Pembinaan group lawak terhadap generasi muda sangat perlu, bila perlu sampai kepusat dan bisa bertemu dengan lawak profesional, seperti Indro Warkop, Mi’ing Bagito, Pandji,” ungkap Fakhri
Dari penampilan group lawak Pengat, menurut saya ada kemungkinan beberapa kelemahan dan kekurangan, sehingga kita hanya bisa menerima nilai dari dewan juri yang sudah profesional dibidang Lawak bagi kita, “Dunia Lawak Tak Hilang Dibumi Melayu”, ungkap Fakhri Semekot.
Salah satu personil lawak Pengat, Zul Pengat mengatakan, Alhamdulillah pada dasarnya kami bersyukur, berhasil membawa piala meskipun hanya juara III. Sebenarnya saya pribadi ada rasa tidak puas terhadap penampilan Pengat yang tidak maksimal karena sebenarnya potensi untuk mendapatkan lebih dari juara III menurut saya ada peluang, setelah melihat materi dan konsep lawakan dari peserta yang lain,” ungkap Zul
Mudah-mudahan tahun depan, lomba lawak PaSKI ini masih ada, sehingga kami masih punya kesempatan untuk merebut Juara I Nasional. Terkait apa yang mesti kami lakukan, yang jelas kami hatus membiasakan lawak dengan konteks nasional, seperti berbahasa Indonesia misalnya, tapi tetap dengab menggunakan logat Melayu Riau,”ungkap Zul. (Yusuf)