Penulis: Masril Tanjung, SE. (Al-Hikmah Therapy Center Pekanbaru )

OPINI (HALUANPOS.COM)- Kisah ini berawal dari tampa kesengajaan kami ikut terlibat sebagai Relawan Pencarian Bocah Hilang, hal ini sebenarnya kejadiannya nyaris tak terduga, sehingga semua kejadian yang terjadi dalam peristiwa itu rasanya seperti tidak masuk di akal, yang akibatnya sampai saat ini kejadian masih terngiang ngiang dan sulit untuk dilupakan hingga terbayang bayang , bahkan sampai ke Alam Mimpi.

Mengingat kejadiannya sulit untuk di lupakan, maka kami coba menuangkannya dalam cerita kisah nyata, dengan harapan suatu waktu bisa berguna dan bermanfaat bagi diri pribadi maupun pihak lain yang ikut membaca tulisan ini, dan kami meyakini pasti ada Hikmah dibalik peristiwa ditemukannya dua jenazah putra dan putri dari Bapak Aritonang yaitu, Gabriel dan Kevin Aritonang, yang tenggelam, terseret arus Sungai Kampar, dari lokasi kejadian di Objek Wisata Pulau Cinta, Desa Taratak Buluh Kampar.

Peristiwa ini kami yakini bukanlah sesuatu terjadi begitu saja dan kami juga meyakini bahwa Allah punya maksud dan mempunyai tugas tujuan baik kepada kami pribadi, Pak Barmen Sihombing dan kedua putranya Moses dan Arun Sihombing, beserta Keluarga Besar Batak Pekanbaru khususnya Organisasi *Pemuda Batak Bersatu’ atau PBB* beserta jajaran pengurus dan anggotanya dari DPD dan DPC yang begitu solid, kompak dan satu komando dalam membantu dan memberikan pertolongan, dari Awal sampai akhir.

Allah juga punya maksud dan tujuan untuk semua pihak, pengelola objek wisata pulau cinta, pemerintah setempat, pengunjung dan juga pihak keamanan.

Untuk melengkapi tulisan ini kami berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya.

Menurut informasi yang kami dapatkan peristiwa ini terjadi di hari, Senen tanggal 2 Mei 2021, kejadiannya sekitar pukul 14.00 Wib.

Informasi lain yang kami dapat dari keluarga pak Ari Tonang dihari itu mereka fiknik sekeluarga menuju Objek Wisata Pulau Cinta Taratak Buluh Pekanbaru

Informasi lain yang kami dapatkan juga bahwa, selama Bulan Suci Ramadhan Objek Wisata Pulau
Cinta sengaja ditutup dan tidak menerima pengunjung, Pada hari itu Keluarga Pak Aritonang sudah terlanjur datang dari jauh di tempat tinggalnya di Rumbai, sehingga beliau tetap berusaha masuk lokasi objek wisata, yang kebetulan juga pada hari itu lengang karena tidak ada pengunjung lain’.

*Singkat cerita* empat orang bermain main di lokasi wisata yaitu Kevin, Gabriel dan dua orang saudaranya yang lain, sebelum kempatnya mandi mereka terlebih dahulu main ayun – ayunan selanjutnya, bermain-main dengan pasir sambil membuat istana istana pasir, setelah istana pasirnya selesai Kevin dan tiga orang lainnya langsung mandi mandi.
Pada saat itulah kejadiannya naas itu begitu cepat hingga tidak ada yang tahu bahwa empat anak ini tenggelam.

MENARIK DIBACA:  OPTIMALISASI ZAKAT DALAM MEMBERANTAS KEMISKINAN

Tak jauh dari kejadian ada Warga yang melihat langsung memberikan pertolongan dan warga berhasil menyelamatkan dua orang Saudara Kevin yang lain, sedangkan Kevin dan adiknya Gabriel tak sempat tertolong, dengan begitu cepatnya hilang terbawa oleh Arus Sungai, dan sampai akhirnya Kevin dan Gabriel dinyatakan hilang.
Demikian cerita ini dari omnya Kevin, semua kejadian beliau ceritakan kepada kami agar kami bisa membantu mencari, bahkan beliau juga mengajak kami untuk melihat tiga istana pasir yang masih utuh, sebagai buah karya dari Kevin dan Gabriel, dimana masih utuh, padahal sudah bermalam dibuat oleh Kevin, sudah tertimpa hujan juga dan banyak juga orang yang lewat , uniknya istana mainan itu tidak rusak dan masih utuh.

Bagi kami semua informasi ini menjadi Pembuka Tabir dan Misteri Kisah keterlibatan kami untuk ikut dalam pencarian dengan judul :

*Ditemukan Dua Bocah Hilang di Objek Wisata Pulau Cinta*.

Selanjutnya kami akan akan coba ceritakan dalam kisah nyata beserta hal hal yang terunik dan penuh misteri yang pernah kami alami, dan bagaimana ikut dalam proses pencarian, serta mengalaminya kejadian dimalam hari menyelusuri sungai Kampar dari lokasi kejadian di pulau cinta sampai melewati jembatan Taratak Buluh.

Peristiwa ini merupakan kejadian langka sepanjang hidup dan sampai saat ini masih sesuatu misteri.

*Kisah Berawal kami ikut sebagai relawan pencarian bocah hilang di Objek isata Pulau Cinta Taratak Buluh*

Para hari Senen tanggal 3 Mei 2021 pukul 02. 00 Wib Pak Barmen dengan anaknya Arun Sihombing datang kerumah kami dimalam itu di Villa Kartama Marpoyan Damai Pekanbaru.

Beliau bercerita dari group wa beliau mendapat informasi bahwa, ada keluarga dari orang PBB ( Pemuda Batak Bersatu’ ) yang tenggelam pada hari Minggu tanggal 2 Mei 202, sampai dini hari belum juga ditemukan artinya perkiraannya sudah lebih dari 24 jam.

Mendapat berita seperti itu kami bertiga ( Masril Tanjung, Barmen Sihombing dan putranya Arun Sihombing), dini hari kami ke lokasi yang dimaksud kan, jelas sekali dimalam hari dari pintu masuk dari Taratak buluh menuju lokasi objek wisata pulau cinta, dengan menyelusuri kebun sawit lebih kurang 45 menit dari Villa Kartama kami sampai di lokasi.
Di lokasi walau malam hari kami masih melihat ada team Relawan dari Basarnas dengan beberapa mobil, motor speedboat dan ambulance, kepala desa, dan pak RT dan jajaran serta banyaknya yang berseragam merah yaitu dari PBB, DPD dan beberapa cabang kecamatan.

MENARIK DIBACA:  Pemberdayaan Pelaku Usaha Peternakan Terhadap Wabah Pandemi Covid-19

Tidak banyak yang bisa kami perbuat kecuali mencari informasi sebanyak-banyaknya, sambil menunggu izin atau mandat dari pihak utama agar tidak terjadi miskomonikasi.

Malam itu kami tidak mendapatkan mandat yang dibutuhkan, akhir subuh kami kembali, dengan catatan akan kembali lagi setelah dapat Mandat.

*Pencarian di malam kedua*

Hari Selasa tanggal 4 Mei 2021, pak Barmen Sihombing, dan dua putranya Arun dan Moses Sihombing, tepat pukul 21.00 sudah siap siap dengan pakai seragam PBB, yang tujuan utamanya adalah untuk melanjutkan proses pencarian bocah yang hilang di Objek Wisata Pulau Cinta Taratak buluh yaitu Gabriel dan Kevin Aritonang.

Setelah sampai di jembatan Taratak buluh buluh kemudian sebelum masuk menuju lokasi wisata, kami berhenti di warung pinggir jalan dengan tujuan untuk membeli rokok.
Disaring tersebut ternyata sudah berkumpul beberapa orang Warga ternyata mereka sudah siap untuk menyelusuri sungai untuk mencari korban yang hilang juga setelah dan mereka minta kami agar bisa ikut bersama, setelah bernyawarah sedikit baru kami diberi tahu mereka adalah relawan, sukarelawan Mandiri Masyarakat setempat dibawah pimpinan Ketua Pemuda Eri.

Kami belum bisa ikut bersama karena kami belum dapat mandat dan berkoordinasi dengan relawan lain dibawa kendali Team Relawan Basarnas dan Team lainnya.

Kami pamitan dulu untuk melakukan koordinasi dan mencari Mandat dari pihak yang berwenang, dan setelah itu kami akan hubungi lewat nomor hp yang sudah saling berikatan.

Sekitar jam 22.00 kami sampai di lokasi, Pak Barmen langsung melakukan koordinasi dengan pihak team relawan, dan kawan kawan dari DPD dan DPC PBB.

Setelah semua didapatkan , kemudian adik kandung dan adik ipar dari bapak Aritonang langsung memberikan mandat full, beliau mohon kiranya dibantu menemukan kedua anaknya Kevin dan Gabriel Aritonang dalam keadaan utuh maupun apa adanya, kalaupun sudah meninggal agar jasad nya bisa di proses sesuai dengan ketentuan dan aturan yang di Amanah kepadanya selaku Hamba Tuhan dan orang tua dari kedua anaknya, kemudian kita berdoa bersama dalam hati masing masing, diantaranya juga kami melihat dan berbicara dengan ibu pendeta dan para pengurus organisasi, termasuk juga dengan ketua umum PBB dan panglimanya ( mereka menyebut penglima Polim), cocok juga dengan wajah dan penampilannya masih muda Keren dan berwibawa.

MENARIK DIBACA:  HARI TANI NASIONAL 2018 : KESEJAHTERAAN PETANI BARU SEBATAS NARASI DAN ILUSI

*Proses serimonial* selesai, terbentuk dua team Kelompok pencarian malam itu yang pertama pak Barmen Sihombing dengan rombongan bapak kepala Desa dan aparat Babinsa dan team lain’.

Sedangkan kami dengan Team lain bernama dengan team relawan pak Eri dengan pemuda setempat.

Setelah koordinasi dengan team yang ada dan sudah ada Mandat kami langsung kontak pak Eri, seketika pak Eri langsung datang ke lokasi dengan 4 ( empat ) orang pemuda setempat.

*Proses Ritual* dilakukan di lokasi istana pasir yang dibuat Kevin, dengan terlebih dahulu dilakukan dialog dengan alam sekitar agar kita berdamai dengan Alam lainnya dan malam ini Kevin dan Gabriel Aritonang bisa di proses sampai akhir hayat.

Pak Eri juga rupanya dari Spritual juga dan kami bergabung bersama untuk melakukan pola mediumnisa, atau mediasi atau berkomunikasi dengan Alam lain dengan bantuan manusia yang sudah terbuka hijabnya sehingga bisa berbicara dengan Alam lain.

Proses mediasi selesai, kemudian di cocok kan dengan Petunjuk istana istana pasir yang dibuat oleh Kevin dan di sandingkan dengan *Sketsa Alam*,
Kesimpulan nya malam ini keduanya akan didapatkan, yang pertama Gabriel Aritonang tidak jauh dari lokasi kejadian, sedangkan Kevin sudah hanyut jauh sampai ke Taratak Buluh.

Bermodalkan informasi yang ada team kami keluar lebih awal untuk mencari yang jauh di Taratak buluh, pak Eri didampingi 4 orang Warga kemudian kami minta didampingi satu orang dari PBB, setelah dilakukan dialog akhirnya kami didampingi oleh ketua DPC PBB setempat yang dengan berani tunjuk tangan.

Kelompok kami duluan berangkat lebih Awal dengan sasaran yang jauh dengan perahu pak Eri Ketua pemuda setempat, jadi kami semua di perahu ada 6 ( enam ) Orang dan langsung sekitar jam 24.00 Wib menyelusuri sungai dari lokasi kejadian sampai ke Taratak Buluh.
#bersambung

By admin