PEKANBARU (HALUANPOS.COM)–Seorang janda beranak tiga, Sri Harnaningsih yang sehari-hari bekerja untuk menopang biaya hidup 3 anak yatim bersamanya diusir paksa oleh Sutarmo dan Hamdani yang mengaku sebagai Ketua dan Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Pekanbaru.

Peristiwa yang memalukan Persyarikatan Muhamadiyah berupa pengusiran wanita asal Sragen Jawa Tengah ini disampaikan oleh Tokoh Muhammadiyah Pekanbaru, Yurnal Edward., SE.MSi. Ak CA kepada media, Kamis 24/2/2022.

Menurutnya ia mendapat informasi dari Sekretaris PDM Kota Pekanbaru Aldia Witra, bahwa janda beranak 3 itu selama ini diberikan tempat berjualan di tanah milik Muhammadiyah di Jalan Cipta Karya – Panam Pekanbaru untuk membantunya agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bersama 3 orang anak yang dibesarkannya.

MENARIK DIBACA:  Luar Biasa LL DIKTI Wilayah XVII menjadi Keuangan Terbaik ke 3 dari KPPN

“Kami mendapat informasi pengusiran janda beranak tiga ini karena tidak mampu membayar sewa tempat tanah dia berjualan tersebut kepada Muhammadiyah Pekanbaru. Ibu dengan tiga anak yatim ini diketahui ditinggal suaminya yang meninggal karena wabah Covid 19,” katanya.

Ditambahkan Yurnal Edward mantan Ketua Baznas Riau ini, kejadian yang dialami Sri Harnaningsih sangat tragis karena Muhammadiyah yang selama ini dikenal dengan program Dakwah dan kemanusiaannya dengan memelihara banyak anak yatim sudah bergeser ke arah profit.

“Ini tentu karena ada kesalahan dalam misi kepemimpinan Muhammadiyah Pekanbaru atas nama Sutarmo dan Hamdani, sebagaimana surat yang mereka sampaikan kepada Janda beranak tiga dengan ultimatatum 3×24 jam jika tidak mampu membayar maka lahan harus di kosongkan.,” ungkapnya.

MENARIK DIBACA:  Putus Mata Rantai Covid 19, RW 08 Kampung Baru di Sterilisasi

Buruknya kepemimpinan Muhammadiyah Pekanbaru versi Sutarmo ini terjadi dinilai karena ia tidak lagi mengedepankan musyawarah dan tidak lagi taat dengan mekanisme musyawarah mufakat bahkan sudah jauh menyimpang dari AD/ART Muhammadiyah itu sendiri.

“Telah terjadi penyimpangan dari aturan main, dan (terjadi) adu kekuatan dan pembegalan kepengurusan yang sah oleh Pengurus Wilayah Muhammadiyah Riau terhadap PD Muhammadiyah Pekanbaru, sehingga mereka tidak paham lagi cara bermuhammadiyah akan tetapi lebih mengedepankan cara berorganisasi secara sekuler,” kecam Yurnal Edward, SE.M.Si selaku Sekretaris Forum Pimpinan Cabang Muhammadiyah se-Kota Pekanbaru. (Rilis)

By admin