MERANTI (HPC) – Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir memuji pelaku usaha kecil daerahnya yang mampu mengolah sagu menjadi beras dan mie instant. Dia pun merencanakan produk tersebut menjadi andalan daerah.
Bahkan Irwan pun mengunjungi home industry pengolahan beras dan mie instant sagu tersebut, Senin (11/5). Home industry milik pasangan suami istri Pak Supardi dan Ibu Anita yang berada di Desa Banglas Barat Kecamatan Tebing Tinggi.
“Ini sebuah terobosan. Kita berterima kasih atas bantuan berbagai pihak dalam membantu Industri Kecil dan Menengah (IKM) kita dalam mengolah sagu menjadi berbagai produk hilir yang memiliki nilai tambah ekonomi,” ungkap Bupati Irwan Nasir.
Dalam peninjauan tersebut, Bupati mendapat informasi bahwa pengolahan beras dan mie instant sagu tersebut sudah hampir setahun berjalan. Sementara peralatan dan pengetahuan mengolah sagu menjadi beras dan mie instant tersebut atas kerjasama Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti dengan Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta.
“Untuk beras sagu, kami biasa memproduksi hingga 200 kilogram per bulan. Berasnya ada tiga jenis yakni beras sagu yang diolah dengan beras merah, jagung, dan original sagu,” ungkap Pak Supardi kepada Bupati.
Menariknya, produk tersebut telah dipasarkan hingga ke negeri jiran Singapura. Sementara di dalam negeri, selain dipesan oleh BPPT, juga oleh konsumen di NTB, Papua, dan tentunya di Pekanbaru.
“Beras sagu ini paling baik untuk diet terutama bagi penderita diabetes. Beberapa rumah sakit di Pekanbaru juga ada yang pesan. Kalau di Jakarta biasanya pemesanan melalui pihak BPPT,” tambah Supardi.
Sementara untuk penjualan ke Singapura baru dilakukan melalui Batam. “Kami kirim ke Batam, dan pemesannya ambil di sana. Kami belum bisa ekspor langsung karena perizinan belum lengkap,” tambahnya.
Namun, dia mengaku sejak wabah Covid-19, pemesanan produk tersebut terhenti. Sementara untuk konsumsi lokal sangat sedikit.
Menanggapi situasi ini Bupati Irwan Bupati Irwan pun meminta Kepala Disdagperinkop & UKM Azza Faroni untuk mengkaji pola bantuan bagi pelaku IKM tersebut. Selain itu juga membantu kelengkapan perizinan. Saat ini izin yang dimiliki baru izin usaha kecil dan PIRT (pangan industri rumah tangga).
“Yang penting itu sertifikat halal dan izin edar dari BPOM,” ungkap Bupati.
Bupati yakin produk tersebut bisa bersaing dan jadi andalan. Pertimbangannya adalah kesadaran masyarakat yang semakin tinggi untuk mengkonsumsi jenis makanan yang sehat, dan rasanya yang tidak kalah nikmat.
“Terlebih dengan pandemi Covid-19 ini, pasokan beras terus menurun secara nasional. Beras dan mie instant sagu ini bisa jadi solusi kebutuhan pangan kita yang siap edar dan dikonsumsi dengan mudah,” jelas Bupati.
Dalam kunjungan tersebut Bupati Irwan didampingi Kadis Dagperinkop dan UKM Azza Faroni dan Kabag Humas dan Protokol Rudi Hasan. Kunjungan itu merupakan tindak lanjut dari kunjungan ke sentra IKM sagu di Sungai Tohor sehari sebelumnya.(adv)