Distribusi Terganggu, Harga Cabai Sentuh Rp200 Ribu

0
798
Foto: Cabai Merah
Foto: Cabai Merah
Foto: Cabai Merah
Foto: Cabai Merah

PEKANBARU-(HPC)-Kenaikan harga cabai dari berbagai jenis hingga saat ini terjadi di beberapa daerah, salah satunya adalah jenis cabai tiung di Samarinda, Kalimantan Timur yang harganya mencapai Rp200.000 per kilogram.

Menanggapi kejadian ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution akan melakukan koordinasi dengan Menteri Pertanian agar distribusi cabai tidak terganggu dan harganya bisa kembali stabil di beberapa daerah.

“Saya akan coba koordinasi dengan Mentan, karena luar biasa sekali kalau [kenaikan] sampai sebesar itu,” kata Darmin dalam menyikapi kenaikan harga cabai di Jakarta, Rabu (4/1/2017).

Seperti dilansir Antara, Darmin mengatakan penyebab dari kenaikan harga cabai tersebut adalah karena distribusi yang terganggu maupun faktor cuaca akibat musim kemarau basah.

MENARIK DIBACA:  Dekranasda di Aceh Timur Gelar Pelatihan Kerajinan Rajut

Untuk itu, menurut dia, pemerintah berupaya menyiagakan pasokan bagi cabai tersebut, khusus di Samarinda, agar harga dapat terkendali dalam beberapa hari mendatang.

“Dalam jangka pendek, mengirim barang kesana. Kalau di Samarinda, harga naik ya dicari jalannya, kirim dari daerah lain, karena di daerah lain kan tidak segitu [harganya],” kata Darmin.

Menurut Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim Muhammad Yunus, kenaikan harga yang cukup tinggi pada komoditas cabai telah berlangsung sejak tiga hari lalu, dengan puncak kenaikan terjadi pada Selasa (3/1/2017) dan Rabu ini.

Yunus mengatakan tingginya harga cabai karena beberapa daerah penghasil sedang mengalami gagal panen akibat banjir, padahal hanya daerah tertentu, yang pasokannya mencukupi. Akibatnya, komoditas cabai menjadi barang langka yang kemudian harganya melambung tinggi.

MENARIK DIBACA:  Apersi Riau Berharap Penambahan Kuota Rumah Subsidi Cepat Terealisasi

Namun, ia memperkirakan lonjakan harga cabai yang tinggi tersebut tidak akan lama, karena Samarinda khususnya dan Kalimantan Timur umumnya, sering mengalami hal yang serupa.

“Saya yakin tidak ada penimbunan cabai oleh pemasok, karena daya tahan cabai hanya lima hari, setelah itu tidak segar lagi. Jadi, ini terjadi mungkin karena faktor cuaca yang mempengaruhi keterlambatan pengiriman atau bisa juga karena daerah penghasil cabai sedang gagal panen,” ujar Yunus.(***)

Sumber :Tirto.id