ACEHTIMUR(HPC) – Dua hari terakhir, Jumat hingga Sabtu kemarin (18/5), masyarakat lingkar project blok A tidak mencium Lagi bau menyengat yang diduga berasal dari Central Processing Plant (CPP) Blok A.
Hal itu diketahui berdasarkan pengakuan beberapa orang warga sekitar lokasi CPP Blang Nisam, saat wartawan haluanpos.com dan tim media lainnya, melakukan penelusuran pada Sabtu (18/5) malam dibeberapa desa yang selama ini mengaku sebagai daerah terpapar bau busuk tersebut.
Tim Haluanpos dan beberapa rekan media melakukan investigasi terkait tersebarnya bau yang dirasakan warga lingkar tambang beberapa waktu yang lalu.
Dengan menggunakan tiga sepeda motor tim media melakukan penelusuran ke daerah tersebut mengingat jalan di daerah itu sulit di lewati oleh kendaran roda empat, rekan media bergerak dari Julok menuju Indra Makmur setelah berbuka puasa bersama dengan melintasi jarak 18 KM melalui jalan darat yang gelap dan rusak.

Dalam penelusuran tersebut, penulis dan rekan media lainnya mulai menginvestigasikan perihal ikhwal bau menyengat yang menerpa masyarakat setempat.
Seperti pengakuan, Nurdin (60) warga Dusun TB, Desa Blang Nisam, Kecamatan Indra Makmur, Ia dan keluarganya pertama kali merasakan bau menyengat beberapa hari sebelum hari meugang puasa.
“Empat hari yang lalu baunya sangat menyengat. Sedangkan hari ini baunya sudah kembali normal dan tidak tercium lagi di daerah rumah kami,” kata Nurdin.
Nurdin juga mengatakan, bau menyengat yang selama ini tercium olehnya berdurasi beberapa menit itu dapat terjadi berulang kali, terkadang baunya sangat menyengat hingga berpengaruh kepada kesadaran yang mencium bau tersebut.
“Baunya tidak lama, terkadang bertahan satu hingga 15 menit. Durasi paling lama hingga satu jam lalu hilang, namun ada kalanya bau itu muncul kembali, begitu kami yang rasakan.” ujar Nurdin.

Sementara menurut pengakuan, Prayetno (56) dan Andi (42) warga Desa Suka Makmur, mengaku dalam dua terakhir ini bau busuk tidak tercium lagi.
“Berapa hari belakangan, kami tidak mencium bau menyengat lagi, saat bau yang lalu saya merasa sangat terganggu hingga menimbulkan rasa mual,” kata Prayetno.
Menurut Prayetno pula, Paparan bau tersebut muncul antara pukul 10.00 pagi hingga pukul 15.00 petang. “Malam hari seperti sekarang ini, baunya tidak ada,” kata Prayetno.
Hal senada juga dikatakan oleh Andi, Ia mengaku selama beberapa hari belakang bau menyengat tidak tercium lagi. “Sebelumnya, di desa kami ini bau terasa sangat kentara,” ujar Andi.
Kepada haluanpos.com dia menegaskan, jika benar bau tersebut berasal dari CPP Blok A, maka Ia berharap kedepan dan seterusnya agar bau busuk tersebut tidak muncul kembali.
“Dari dulu kami warga di sini sudah sering mencium bau getah, yang diangkut oleh mobil truk. Namun sekarang kami mencium bau yang lebih menusuk daripada bau getah,” ketus Andi.
Andi mengkhawatirkan bau tersebut dapat menimbulkan penyakit di dimasa akan datang. Untuk itu Andi berharap pemerintah dapat mencari solusi agar bau tersebut tidak timbul lagi.
“Jujur saja, kami tidak mengharapkan dapat bekerja di perusahan migas yang ada di daerah kami, karna kami tidak mempunyai skill untuk bekerja di sana. Namun kami sangat mengharapkan bau yang selama ini telah mengusik ketenangan kami tidak lagi kami rasakan lagi,” pungkas Andi, kepada Haluanpos.com.

Manager Fields Relations PT Medco E&P Malaka Dedi Sukmara.
Sementara itu, pihak perusahaan operasi Blok A dalam hal ini PT. Medco E&P Malaka, mengatakan bahwa pihaknya akan mendatangkan tim akademisi dan peneliti hari perhari Minggu (19 Mei 2019) untuk melakukan observasi sumber bau di sekitar wilayah operasi Blok A, Aceh Timur. Pelaksanaan penelitian independen yang tediri dari tim akademisi IPB tersebut tentunya akan dikoordinasikan dengan para pihak pemangku kepentingan.
Tim akademisi dan peneliti tersebut akan mendeteksi kualitas udara di lokasi sekitar CPP termasuk area yang dilaporkan oleh masyarakat. Hasil dari tim ini akan menjadi acuan bagi Perusahaan untuk langkah penanganannya. Selain melibatkan pihak ketiga, Perusahaan juga nantinya akan melibatkan pemangku kepentingan setempat dalam melakukan sosialisasi kondisi terkini.

Dikesempatan yang sama, tim medikal Medco terus berkoordinasi dengan instansi kesehatan setempat dalam menangani para korban terduga paparan bau serta tim publik Affair Medco secara paralel melakukan sosialisasi serta melakukan kampanye menyangkut mitigasi paparan bau yang di duga berasal dari area CPP Medco.
“Kami berharap dukungan dari semua pihak agar proses observasi ini dapat berjalan sesuai rencana sehingga permasalahan ini dapat segera terpecahkan,” ujar Manager Fields Relations PT Medco E&P Malaka Dedi Sukmara.
Sambung, Dedi Sukmara, Pihak perusahaan sejak awal tidak mungkin memiliki itikat buruk membawa dampak negatif kepada warga seperti gangguan bau yang dirasakan oleh masyarakat sekitar area CPP. Malah sebaliknya, Itikad baik berupa peningkatan kualitas kesehatan masyarakat telah diwujudkan sejak awal oleh perusahaan dalam bentuk kepedulian sosial dengan menggelontorkan dana CSR 75 milyar untuk pendirian RSUD Idi.
“Kita sangat mengharapkan semua pihak dapat melihat persoalan yang sedang kita hadapi bersama ini dari sudut saling memberikan dan menemukan solusi agar masalah ini bisa di selesaikan dalam waktu tercepat,” pungkas Dedi Sukmara.(14M)