Integritas dan Moralitas Dalam Etika Bisnis

0
982

Penulis ; Pitri-Universitas Muhammadiyah Riau

OPINI (HALUANPOS.COM)- Bisnis merupakan kegiatan yang sangat familiar dan seringkali setiap orang lakukan dalam kegiatan ekonomi. Dalam berbisnis, utamanya merupakan kegiatan yang melibatkan banyak orang. Untuk itu setiap pelaku bisnis, diharapkan mengetahui prinsip-prinsip dalam beretika ketika berbisnis.

Apa yang dimaksud dengan etika bisnis?
Etika merupakan adat istiadat atau kebiasaan dari setiap insan dalam berperilaku di kehidupan sehari-harinya. Bagaimana seseorang berperilaku, kegiatan apa yang ia lakukan secara berkala. Dan merupakan suatu kebebasan berekspresi yang kita lakukan.
Namun pada dasarnya, setiap prinsip dalam beretika yang kita lakukan haruslah berdasarkan pada prinsip moral manusia. Yaitu setiap tindakan manusia haruslah dijalankan berdasarkan kewajiban. Dimana untuk mencapai proses ini, sangatlah diperlukan keinginan yang kuat bagi seseorang melakukan tindakan tersebut tanpa embel-embel pencapaian dari tindakan yang ia lakukan.
Prinsip dalam berbisnis sangatlah menjunjung tinggi moralitas secara universal. Dimana dalam kegiatan berbisnis, kepentingan bersama menjadi prioritas utama. Serta setiap perlakuan dilakukan berdasarkan atas pemenuhan hah-hak asasi manusia. Hal ini, berlaku bagi semua aspek, baik antar sesama kolega maupun bagi karyawan.
Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli
• Etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi kritis tentang moralitas dalam kegiatan (Bertens)
• Etika bisnis adalah etika terapan dimana wilayah penerapan prinsip moral berada di wilayah tindakan manusia didalam bidang bisnis ekonomi dan memiliki sasaran yang berupa moral pembisnis itu sendiri. (Yosephus)
• Etika bisnis merupakan standar etika yang memiliki keterkaitan dengan cara dan tujuan dalam menentukan keputusan bisnis (Steade Et Al)
• Etika bisnis adalah pengetahuan mengenai tata cara yang ideal terhadap pengelolaan dan pengaturan bisnis yang harus memperhatikan moralitas dan norma yang ada dan dikenali secara universal. (Budi Untung)
TEORI ETIKA
Etika terdiri dari etika secara umum dan etika secara khusus.
Etika secara umum, memuat kondisi dasar manusia untuk bertindak secara etis atau bertindak berdasarkan kenyataan yang terjadi.
Etika bisnis termasuk kedalam etika khusus atau pun biasa disebut juga etika terapan. Dimana terdapat beberapa peraturan yang dibuat secara khusus dan penggunaannya hanya diberlakukan dalam ruang lingkup tertentu saja. Penerapan dalam beretika ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi setiap orang yang diikat didalamnya.
Mengapa etika dalam berbisnis termasuk kedalam etika terapan?
Didalam etika terapan memuat aturan normatif yang bersifat umum yang diterapkan secara khusus dalam kegiatan tertentu.
Biasanya etika dalam berbisnis di suatu negara, mempunyai kesamaan yang jelas terlihat. Hal inilah yang bisa dikatakan sebagai etika normatif yang bersifat umum. Namun pada dasarnya penerapan etika ini hanya berlaku di bidang tertentu saja.
Ruang lingkup pemenuhannya yang bersifat khusus, karena itulah yang menjadikan etika dalam berbisnis termasuk kedalam etika terapan.
INTEGRITAS DALAM ETIKA BISNIS
Ketika seseorang tidak merasa memiliki harga diri, persahabatan, stabilitas keuangan, atau juga nilai-nilai kehidupan positif, maka dia sangat berpotensi untuk bertindak dan bersikap tanpa integritas. Dan sebaliknya, seseorang dengan harga diri yang tinggi, rasa syukur dengan keadaan keuangan, nilai-nilai kehidupan positif sebagai sistem pendukung moral yang kuat, dan kemampuan dirinya hidup dalam keseimbangan pribadi dan sosial yang kuat, maka dia sangat berpotensi untuk hidup dengan integritas pribadi yang tinggi.
Integritas pribadi seseorang menyampaikan arti keutuhan dan kekuatan dari jati diri yang asli. Artinya, tidak ada kepalsuan dari pikiran, suasana hati, ucapan, tindakan, dan sikap. Jati diri selalu konsisten bertindak dengan integritas diri untuk melakukan apa yang benar melalui kejujuran diri sendiri.

Orang – orang yang hidup dengan integritas pribadi yang kuat adalah mereka yang dipandu oleh seperangkat prinsip inti, yang memberdayakan kepribadian dan karakter mereka, untuk berperilaku secara konsisten dengan standar nilai-nilai yang menjadi dasar dari integritas. Dan pada umumnya, prinsip-prinsip inti dari integritas adalah nilai-nilai kehidupan yang membawa makna untuk kebajikan, kasih sayang, kepedulian, ketergantungan, kedermawanan, kejujuran, kemanusiaan, kebaikan, anti korupsi, anti manipulasi, anti kolusi, anti nepotisme, anti kekerasan, kesetiaan, kedewasaan, objektifitas, kepercayaan, kehormatan, dan kebijaksanaan.
Integritas pribadi selalu akan diuji oleh realitas sosial. Mengingat integritas pribadi adalah sesuatu yang dihasilkan dari dalam diri, maka kekuatan di luar diri bisa saja tidak memiliki integritas. Sering sekali realitas kehidupan sosial, politik, ekonomi selalu mempersembahkan integritas yang sangat miskin dan lemah. Dampaknya, integritas pribadi yang kuat harus menjadi sangat bermoral dan berkualitas tinggi. Untuk itu, Anda wajib memiliki keberanian agar dapat mengalahkan tantangan dari realitas integritas di luar diri, yang lemah dan tak berdaya.
Keberanian Anda untuk menerima tanggung jawab pribadi, haruslah diikuti dengan kemampuan untuk memperkuat integritas pribadi, dan Anda harus dapat menjadi pribadi yang dibutuhkan banyak orang untuk mengekspresikan kejujuran, keadilan, menghormati pandangan yang berbeda dengan integritas pribadi untuk kemanusiaan dan cinta.
Integritas adalah apa yang menyediakan nilai kehidupan dari dalam diri untuk mengubah kesadaran ke dalam tindakan. Bila integritas dilengkapi dengan panduan etika yang unggul dan konsisten, maka saat ada ujian dari luar diri, diri akan memiliki kekuatan untuk membangkitkan keberanian agar memenangkan integritas pribadi dari ujian realitas sosial, politik, dan ekonomi kepentingan.
Etika itu sendiri adalah sebuah sistem eksternal melalui aturan, hukum, dan kode etik. Jadi, diri yang unggul dengan integritas pribadi adalah diri yang secara internal pribadi telah memiliki sebuah sistem kejujuran diri sendiri terhadap nilai-nilai yang diyakini. Oleh karena itu, saat panduan etika bisnis dan kode etik perilaku kerja diterapkan, maka orang-orang dengan integritas tinggi akan memiliki kepatuhan sempurna terhadap etika bisnis dan kode etik.
Integritas pribadi adalah dasar bagi implementasi etika perilaku dan etika bisnis yang sempurna. Perilaku kerja yang etis akan mendorong kesempurnaan integritas pribadi. Hubungan yang saling memperkuat antara integritas dan etika, akan menjadi dasar yang sangat kuat untuk menghasilkan kehidupan kerja yang harmonis dalam kinerja maksimal.

MORALITAS DALAM ETIKA BISNIS
Moralitas adalah istilah yang dipakai untuk mencakup praktik dan kegiatan yang membedakan apa yang baik dan apa yang buruk, aturan-aturan yang mengendalikan kegiatan itu dan nilai-nilai yang tersimbol di dalamnya yang dipelihara atau dijadikan sasaran oleh kegiatan dan praktik tersebut.
Moral berasal dari kata latin MOS (Moris) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, tata cara kehidupan.

Tingkah laku dikatakan bermoral apabila tingkah laku itu sesuai dengan nilainilai moral yang berlaku dalam suatu kelompok sosial Dalam konsep moralitas, seseorang dalam menjalankan pekerjaan sangat memperhatikan aturan-aturan yang berlaku dan menghindari setiap perbuatan yang tidak boleh dilakukan karena melanggar prinsip moralitas pada dirinya sendiri.
Prinsip moralitas yang dimiliki oleh seseorang akan terus diterapkan sejauh yang bersangkutan mampu untuk mempertahankan prinsip moralitas tersebut.

Ketika ada peluang melakukan kejahatan, dan kejahatan tersebut sulit diketahui orang lain, moral bertindak sebagai pengontrol atau tameng yang membuatseseorang berpikir dua kali atau lebih untuk melakukannya.

Kepemilikan moral adalah modal bagi seseorang dalam mengarungi kehidupan Pelanggaran etika sering terjadi di saat moral tidak lagi berfungsi secara utuh.
Dan merosotnya moral terjadi di saat kebanggaan pada prinsip-prinsip moralitas terabaikan dan diabaikan.

Mereka yang bangga pada moral telah melahirkan keputusan-keputusan yang berpandangan pada moral. Etika berlangsung berdasarkan kontrol moral.
Untuk menegakkan dan menyuarakan moralitas setiap orang harus kembali dan masuk ke dalam dirinya sendiri secara totalitas serta melakukan penggalian dengan dalam untuk kemudian menyuarakannya pada tindakan yang beretika. (Rls)