Pelalawan(Haluanpos.com)-Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Pelalawan laksanakan kegiatan Tunjuk Ajar Melayu di Desa Segati Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan (Senin, 27/05/2024). Kegiatan ini dihadiri Ketua DPH LAMR Kabupaten Pelalawan Datuk Seri H Herman Maskar, S.Pd, M.Si, Ketua MKA LAMR Kabupaten Pelalawan Datuk Seri H. Abdul Wahid, Camat Langgam, Kepala KUA Langgam, Kapolsek Langgam, Kepala Desa Segati, dan beberapa Batin Nan Kuang Oso Tigo Puluh.

Kegiatan yang dilaksanakan di balai adat Segati ini diikuti beberapa batin dan ketiapan yang berada di Kecamatan Langgam, Kecamatan Pangkalan Kerinci dan Kecamatan Bandar Seikijang. Selain pemangku adat dan tokoh agama acar a ini juga diikuti para pelajar dan masyarakat desa Segati.

Dalam acara ini, turut hadir Datuk Dr. H. Griven H. Putera, M.Ag
Dalam acara ini, turut hadir Datuk Dr. H. Griven H. Putera, M.Ag

Pada kegiatan ini menghadirkan narasumber dari LAM Provinsi Riau dan LAMR Kabupaten Pelalawan, seperti Datuk Dr. H. Griven H. Putera, M.Ag, Datuk Seri H. Abdul Wahid dan Datuk Syamsi, SH.

Pada arahannya, Ketua DPH LAMR Kabupaten Pelalawan, Datuk Seri H. Herman Maskar, S.Pd, M.Si menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan keempat atau kegiatan terakhir yang dilaksanakan LAM di Kabupaten Pelalawan pada 2024.

“Kegiatan ini kita laksanakan karena kegelisahan kita melihat anak-anak kita sekarang, sepertinya banyak yang sudah melupakan adat dan adab. Ya, adab kepada orang tua, adab kepada para guru dan lainnya,” ucapnya.

MENARIK DIBACA:  Bupati Harris : ” Besar dan Kecilnya Bantuan Perusahaan Kita Harapkan Untuk Mencegah Penularan Pandemi Wabah Corona. “

Lebih jauh, Herman Maskar berharap, nilai-nilai adat buadaya yang disampaikan para narasumber sejatinya diamalkan oleh peserta dalam keseharian nantinya.

Seorang narasumber Datuk Dr. H. Griven H. Putera, M.Ag yang juga merupakan Batin Sibokol-Bokol yang merupakan satu dari Batin Nan Kuang Oso Tigo Puluh menyampaikan pikirannya berjudul “Peran Tunjuk Ajar Melayu dalam Membangun karakter Masyarakat”.

Dalam paparannya, Dr. Griven yang juga bergelar Datuk Sati Diraja ini menyampaikan bahwa tunjuk ajar ini merupakan kekayaan intelektual Melayu yang perlu lestari karena telah memberikan sumbangan besar dalam perjalanan panjang Peradaban Melayu.

Kepiawaian para bijak bestari yang terdiri dari para pemangku adat, tokoh agama, para pencerita seumpama tukang nyanyi panjang dan guru bangsa Melayu lainnya telah melahirkan berbagai tunjuk ajar Melayu, baik dalam bentuk petatah-petitih, bidal, syair, pantun, gurindam, talibun, seloka dan lain sebagainya.

Kehadiran karya sastra penuh makna itu telah menjadi satu proses belajar mengajar para ‘guru bangsa’ tersebut dalam melahirkan anak-anak Melayu yang beradab.

“Untuk itu, pemangku adat mesti banyak tahu, paham dan pandai tunjuk ajar. Isi dan makna tunjuk ajar tersebut diamalkan sehari-hari dan diajarkan kepada anak kemenakan. Setiap ada kesempatan memberikan kata nasehat dalam forum apa pun, jangan lupa menyelipkan tunjuk ajar, baik dalam bentuk pantun dan kata-kata bijak Melayu lainnya. Bila perlu bukan hanya kata bijak tapi penjelasan dari ungkapan itu mesti disampaikan.  Hal ini berguna, di samping mencerdaskan kehidupan anak kemenakan, melestarikan nilai budaya Melayu, juga dapat meraih keberkahan dari Allah SWT,” ungkapnya.

MENARIK DIBACA:  Gencar Sosialisasi Kekayaan Intelektual, Fajar Lase Sambangi RAPP Pelalawan

Lebih lanjut Dr Griven yang juga pengurus DPH LAM Riau ini menyampaikan bahwa tunjuk ajar itu menjadi bagian penting dalam pembangunan peradaban manusia. Ia merupakan proses pendidikan yang melahirkan karakter yang luhur. Sehingga Puak Melayu dipandang sebagai bangsa besar atau bangsa beradab dalam pertelagahan kebudayaan dunia. Karena isi tunjuk ajar tersebut penuh dengan nilai-nilai agung yang akan menyelamatkan manusia dunia akhirat.

“Pada hemat saya, tunjuk ajar itu juga menjadi salah satu dasar bahasa Melayu menjadi bahasa linguafranca dulunya, juga dasar menjadi bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa di negara lainnya di Asia Tenggara. Sebab tunjuk ajar yang indah dan penuh makna, berupa syair, bidal, gurindam, pantun, seloka, talibun, petatah petitih yang tersebar di rantau Melayu muncul dari ketinggian pencapaian akal budi kemanusiaan, yang muncul dari perenungan dalam, intens dan pengamalan nilai-nilai mulia para bijak bestari Melayu dari zaman ke zaman,” lanjut sastrawan Riau ini.

MENARIK DIBACA:  Luar Biasa Rumah Batik Yus Pelalawan Wakili Riau diajang ISEF 2022

Lebih jauh Dr Griven berharap, karena materi dan nilai tunjuk ajar itu menjadi salah satu pembentuk karakter Melayu dari masa ke masa. Untuk itu mesti dilestarikan dan diwariskan oleh cerdik pandai, para cendekiawan, bijak bestari Melayu kepada anak kemenakan atau masyarakatnya.

“Tunjuk ajar Melayu mesti menyentuh semua lapisan masyarakat dengan berbagai cara dan strategi jitu. Mulai dari bangku sekolah hingga ke perguruan tinggi. Mulai dari kaum terpelajar hingga kalangan awam,” ungkapnya.

Di akhir materinya, anak jati Kabupaten Pelalawan ini berharap agar tunjuk ajar Melayu mesti disebarluaskan di era digital dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. “Tunjuk ajar Melayu mesti menyebar di youtube, tik tok dan lain sebagainya,” jelas Griven.

Dr. Griven juga mengucapkan terima kasih kepada LAMR Kabupaten Pelalawan yang telah melakukan kegiatan bermakna dan amat berguna tersebut.(Rls/YS)