LSM EKA Dorong Inisiatif Usaha Pertanian di Sungai Tohor

0
931

MERANTI, Sungai tohor (HPC) – Lembaga Swadaya Masyarakat Ekonomi Kreatif Andalan (LSM EKA) mendorong masyarakat untuk kembali membangun inisiatif usaha pertanian dalam pemenuhan  kebutuhan sayur-sayuran bagi masyarakat desa Sungai Tohor dan sekitarnya.

Ditemui di lahan pertanian EKA di Desa Sungai Tohor Kecamatan Tebing Tinggi Timur yang luasnya tak sampai satu hektar, disana kami berjumpa dengan beberapa anak muda dan orangtua yang menanam berbagai tanaman seperti bayam, kangkung, sawi, terung, cabai, timun, tomat, kacang panjang, dan sayuran lainnya. Setiap pagi dan sore tempat tersebut ramai oleh masyarakat yang ingin membeli sayuran untuk konsumsi di rumah mereka.

Abdul Manan selaku penasehat EKA mengatakan “kebutuhan akan sayuran untuk desa Sungai Tohor dan sekitarnya cukup tinggi, namun pasokan tersebut terkendala akibat lokasi kita jauh dari pusat pertanian sayuran, maka dari itu kita mendorong anak-anak muda untuk mengambil peluang tersebut sebagai peluang usaha. Terang Manan kepada wartawan, Sabtu (19/10)

“Sebagai contoh, Budan anak muda sungai tohor yang hari-harinya dihabiskan di lokasi pertanian yang kita sediakan sebagai tempat bertani komunal atau kebun bersama. Budan dan yang lainnya banyak menanam kangkung dan sayuran lain sehingga masyarakat di sekitar Sungai Tohor dan sekitarnya membeli sayur segar tersebut langsung ke lokasi ini dan secara tidak langsung usaha tersebut membantu mereka untuk menjadi sunber ekonominya”. papar Abdul Manan.

Hingga saat ini penghasilan masyarakat yang bertani di tempat ini kisaran 300.000-400.000 per hari dari penjualan hasil pertanian mereka secara keseluruhan. Pembeli hasil pertanian mereka umunya berasal dari desa Sungai Tohor dan dari desa Nipah Sendanu.

Ditempat yang sama Albanik selaku Ketua LSM EKA mengatakan pertanian yang kita kembangkan adalah pertanian semi organik dimana kita meminimkan penggunaan kimia dalam mengembangkan produk sayuran yang kita produksi dan mengutamakan penggunaan sumber-sumber alami seperti kotoran hewan, sekam padi, dedaunan dan kompos cair yang kita produksi sendiri.

“Kita ingin usaha pertanian ini kita arahkan ke pertanian ekologis yang ramah lingkungan namun semua masih dalam proses dan kita harus tingkatkan terus pengetahuan masyarakat  untuk ke arah tersebut. Dengan usaha pertanian ini kita semua berharap usaha ketahanan pangan dapat kita mulai dari desa dan EKA dengan semua keterbatasan yang kami miliki  ingin terus menjaga inisiatif tersebut”. tuturnya.

“Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman People Movement to Stop haze (PM Haze) yang juga mendukung usaha inisiatif ini dengan menyediakan fasilitas peralatan seperti selang, mesin pompa, tempat air, serta selalu memotivasi kami selaku masyarakat untuk bangkit dengan inisiatif positif”. Tutup Albanik.