PEKANBARU (HALUANPOS.COM)- Tengku Nazir bin Tengku Zainurasyid Rasyid bin Tengku Daud bin Tengku Bagus (Said Toha) bin Sultan Syarif Hasim I Bakal ditabalkan menjadi Sultan Siak XIII, Penerus Pewaris Sultan Syarif Kasim ini Akan Terus Mendapat Dukungan dari Beberapa Elemen Organiassi dan Media.

Lelaki 49 tahun ini punya cita-cita besar soal Kesultanan Siak yang bakal dia pimpin. Dia akan menghidupkan kembali struktur kesultanan. Para datuk yang pernah ada akan diaktfikan kembali.
Adat dan seni melayu Siak akan menghiasi perjalanan kerajaan itu. Beliau Berniat Menghidupkan Budaya, Kazhana dan Kesejarahan Melayu, Menghidupkan sendi Kehidupan Melayu

Selasa (15/02) Tengku Nazir cerita panjang kepada Media Online seputarriau.co, dikantor Sekretariat Pagar Negeri Bumi Riau di Jalan Hasjimsrtaat St., Kp Dalam, Senapelan, Pekanbaru, Pria berbadan Tegap dan pengusaha ini tinggal di kawasan jalan Nangka Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti.
Lelaki tujuh bersaudara ini kemudian cerita bahwa dia adalah ahli waris sah kesultanan dan sudah siap ditabalkan menjadi Sultan Siak Sri Indrapura XIII.

“Saat ini saya sedang menjalin komunikasi dengan pemerintah dan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) soal rencana penambalan itu,” cakappnya.

MENARIK DIBACA:  Silaturrahmi Alumni FoSSEI Riau dan Pembentukan KA-FoSSEI Riau

Ihwal keabsahan dia tadi, pengurus Perkumpulan Pelestari Adat Budaya Kesultanan Siak Sri Indrapura (PPAB-KSS) sudah siap dan mendukung penembalan itu.
Lalu tanggal 8 Juni 2019 lalu, dan dalam Putusan Pengadilan Agama Selat Panjang No 06/Pdt. P /2011/ pa. SLP juga sudah memutuskan, bahwa diri adalah ahli waris Kesultanan Siak atau Zuriat Sultan,
“Selurub anak cucu Tengku Daud juga sudah menunjuk dan memberikan kuasa kepada saya sebagai Sultan Siak ke XIII,” Ungkapnya.

Puncaknya, sejumlah tokoh masyarat Kabupaten Siak dan seluruh OKP Melayu se-Riau juga memberikan dukungan.

Pada 1931, Sultan Syarif Hasyim I membikin surat pengakuan kepada datuk-nya Tengku Daud bin Tengku Daud Bagus Said Toha, sebagai sepupu sultan. “Surat itulah yang menjadi dasar saya. Asli surat itu ada sama saya,” terangnya.

Munculnya Nazir menjadi pewaris tahta Kesultanan Siak tadi bisa dibilang cukup Panjang Perjuangannya. Ini dimulai dari kenyataan bahwa Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin (Sultan Syarif Kasim II) tidak memiliki keturunan.
Lalu ahli waris Kesultanan Siak, Tengku Long Puteh sudah tak dianggap lagi lantaran dia sudah menikah di gereja bersama perempuan warga Singapura. Dan Tengku Long Puteh pun sudah jadi warga Singapura.

MENARIK DIBACA:  Berbagi Berkah, IZI Riau dan YBM PLN UPT Pekanbaru Gelar Khitan Massal

“Menurut hukum syariat islam dan kerajaan, ahli waris tak berlaku lagi bagi Tengku Long Puteh dan berpindah kepada keluarga besarnya (saudara sepupuh dari ayah sultan),” kata Nazir.

Kalau kemudian Nazir kelar ditambalkan, dia menyebut akan menyusun struktur kesultanan sama seperti tempo dulu. “Dulu kan ada Datuk 50, tentu nanti juga akan ada keturunannya menggisi posisi itu. Itu harus keturunan, biar enggak ada masalah. Lalu saya juga akan langsung menjalankan adat budaya Kesultanan Siak yang selama ini sudah vakum. Pada dasarnya, adat melayu harus punya raja. Kalau tidak, adat melayu tak akan jalan,” terangnya panjang lebar.

Soal tempat tinggal setelah jadi sultan, Tengku Nazir akan menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah. Sebab berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2007 Istana sudah menjadi tanggungjawab pemerintah daerah.

“Kita tengok nantilah, apakah saya tinggal di Istana atau buat Istana baru. Bisa jadi akan membikin istana baru lantaran berdasarkan surat wasiat sultan yang ada sama saya, istana itu sudah dihibahkan,” katanya.
Lantas soal kekayaan sultan kata Nazir, jika itu hak, maka akan dikumpulkan. Salah satunya adalah tanah yang menjadi Kota Siak Sri Indrapura sekarang, itu adalah salah satu harta kekayaan sultan.

MENARIK DIBACA:  Ida Yulita Susanti Tegaskan Fraksi Golkar Belum Putuskan Usulan Nama Pj Wali Kota Pekanbaru

“Suratnya ada sama saya. Kalau macam simpanan Sultan di luar negeri, juga akan kita urus. Tapi yang terpenting saya ditambalkan dulu. Soal aset, pastilah akan saya urus. Kalau tak diurus, akan berdosa. Sebab itu hak,” ujarnya.

Jika sudah ditabalkan dan kemudian menjalankan struktur kesultanan, Nazir tak akan pusing lagi memikirkan duitnya, sebab ternyata sudah dianggarkan pemerintah pusat melalui pelestarian adat.

“Anggaran itu disalurkan ke Pemprov Riau, dari sana ke Pemkab. Anggarannya sudah ada. Dan sultan nanti yang akan mengelola,” katanya.

Anggaran itu kata Nazir akan dipakai untuk acara adat seperti yang dilakukan sultan tempo dulu. Sebab kata dia, selama ini banyak acara adat yang tak jalan lagi.
“Pokoknya kita tetap sinkron dan sejalan dengan pemerintah daerah,” tegasnya.(Rls)

By admin