DUMAI(HPC)- Ada beragam cara orang menunjukkan rasa cintanya kepada kampung halaman. Terlebih daerah tersebut punya potensi wisata, budaya yang bisa meningkatkan perekonomian warga. Bisa lewat pertunjukan kesenian, iklan, promosi maupun lewat media cetak, elektronik atau internet.
Namun berbeda dengan seorang warga Tengku Abu Nawab Sa`ad asal desa pulau Gambar, dusun XIII kecamatan Serba Jadi, kabupaten Serdang Bedagai propinsi Sumatra Utara.
Untuk mempromosikan pariwisata di kampung halaman nya, ia rela mengayuh sepeda ratusan bahkan ribuan kilometer ke setiap daerah di Indonesia. Hanya satu tekad didadanya ” Bagaimana potensi pariwisata dan budaya di kampung halaman ku bisa dikenal dan mengangkat nilai ekonomi penduduk kampung ku.”
Secara kebetulan jurnalis bertemu dan berbincang dengan Tengku Abu Nawab Sa`ad di sebuah warung kopi di kelurahan Mundam, kecamatan Medang Kampai kota Dumai Minggu (8/3/2020). Ia bercerita tentang tekadnya untuk mempromosikan potensi wisata dan budaya Serdang Bedagai.
Perjalanan di mulai pada Oktober 2017 lalu dari desa Pulau Gambar dusun XIII kecamatan Serba Jadi Kabupaten Serdang Bedagai, Sumut. Dengan modal 1 pasang baju Teluk Belanga, 4 pasang pakaian biasa, 1 unit sepeda onthel dan surat-surat keterangan dari pemerintah, dan brosur serta VCD tentang budaya dan parawisata, surat keterangan dari Kapolres dan Dandim setempat.
Dari situ ia mengayuh sepeda menuju pulau Sabang, ujung utara Aceh sebagai titik start. Dari Sabang ia mengelilingi kecamatan yang ada di Aceh, Sumut, Sumbar dan masuk ke Riau dan tiba di kota Dumai. Dari Dumai ia akan melanjutkan perjalanan ke Siak, Pelalawan, Rengat, Belilas dan masuk ke propinsi Jambi sampai ke Lampung, pulau Jawa dan Bali dan seterusnya.
Sebenarnya ini adalah perjalanan yang ke 4 baginya. Sebelumnya ia sudah pernah melakukan lintas pulau-pulau besar.
Bulan November 2003 ia memulai ekspedisi yang pertama dari kota Pontianak, mengelilingi setiap daerah di Kalimantan dan berakhir di Samarinda 2005. Dalam perjalanan ini ia mengalami 2 kali ditabrak oleh truk yang berakibat fatal. Yang membuatnya harus mengalami operasi dan opname selama satu bulan. Biaya pengobatan Rp.28 juta ditanggung oleh pemda Sampit, daerah dimana ia terjadi kecelakaan naas tersebut.
Dalam perjalanan ini pula sesampainya di Samarinda ia kehilangan semua surat-surat, bekal bahkan sepeda karena di curi orang. Oleh saran masyarakat sekitar ia disuruh melapor ke media cetak Samarinda Post, yang kemudian di teruskan ke Kapolda Kaltim. Oleh Kapolda Kaltim ia tampung di mess Poltabes Samarinda selama 1 bulan dan di berangkatkan pulang ke Sumatra dengan sepeda pengganti dengan bekal untuk keperluan di perjalanan.
Dalam perjalanan kedua ia memulai perjalanan dari kampung dengan rute kesetiap propinsi di Sumatra, jawa dan berakhir di Bali. Perjalanan ke tiga di mulai tahun 2016 dari kampung sampai ke kota Sangatan, Kaltim.
Namun misi dari ketiga perjalanan terdahulu hanya untuk mempelajari adat istiadat dan budaya yang ia kunjungi.
Jurnalis bertanya, apa kesan selama melakukan perjalanan 3 tersebut, Abu Nawab berujar ” Setiap daerah yang dikunjungi mempunyai adat istiadat dan budaya yang unik yang perlu kita jaga, pelihara dan hargai. Pariwisata setiap daerah perlu diangkat dan kembangkan.”
Ditanya daerah mana saja yang paling berkesan dikunjungi, dijawab ” Setiap daerah Kalimantan, sebab setiap pemprov dan pemda ramah dan respon terhadap kehadiran saya. Tapi tidak berarti daerah lain saya tidak hargai ” spontan dijawab Abu Nawab.
Ada kejadian mistis dan unik yang dialami Abu Nawab dari Kapuas Hulu ke Blimbang Kaltim. Ketika ia mulai perjalanan pukul 20.30 Wita malam dari kota Putu Sibau, sepanjang ÷5 km di tengah hutan ia diikuti Kuyang ( Setan kepala terbang dengan usus tergantung terbang melayang ) mengikuti nya dengan jarak ÷10 meter dibelakang.
Ditanya, apa yang diharapkan dari instansi atau masyarakat yang perlu di bantu untuk keperluan perjalanan Abu Nawab kedepannya, ia menjawab 4 harapannya. 1. Hp dengan kualitas kamera yang bagus untuk dokumentasi. 2. Senter kepala dua unit. 3. Sepeda baru. 4. Tempat barang-barang (side bag) dan surat-surat.**
Sumber : kompasriau.com