TIM EAP FIB Unilak dan Disbud Riau Taja Pelatihan Pemeliharaan Naskah Kuno

0
296

Pekanbaru(Haluanpos.com)-Tim Endangered Archives Programme (EAP) FIB Unilak bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi Riau menaja kegiatan pelatihan pemeliharaan naskah kuno. Kegiatan dilaksanakan selama empat hari, sejak tanggal 4-7 September 2023 yang dipusatkan di Rumah Teater Taman Budaya Provinsi Riau.

Kegiatan ini sebagaimana yang disampaikan ketua tim, Jefrizal, S.Hum.,M.Sn merupakan rangkaian kegiatan program dari perolehan dana hibah dari British Library oleh tim FIB Unilak di tahun 2023 ini. Pelatihan juga difokuskan kepada pemahaman peserta yang akan menjadi bagian dari program ini ke depannya dalam upaya pemeliharaan naskah-naskah kuno yang ada di Riau.
“Target kita dari pelatihan yang ditaja ini memungkinkan peserta pelatihan menguasai pemahaman dan keterampilan dalam upaya pemeliharaan naskah kuno. Dan pelatihan ini kami anggap sangatlah penting karena sepangetahuan kami jarang sekali dilaksanakan pelatihan-pelatihan terkait dengan pemeliharaan naskah-naskah kuno di Riau ini,” ucapnya.

Kegiatan pemeliharaan ini meliputi pelatihan mengenai konservasi, restorasi dan preservasi naskah kuno yang dalam kesempatan tersebut langsung menghadirkan pembicara dan narasumber dari Lembaga Surau Intellectual For Conservation (Suri) sebuah Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Khazanah Warisan Budaya Minangkabau dari Padang-Sumatera Barat.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen. Ketika memberikan sambutan dalam sesi pelatihan. Dikatakannya, pelatihan pemeliharaan terhadap naskah kuno menjadi sangat penting hari ini karena ada banyak naskah-naskah di tangan masyarakat yang kondisinya sangat memprihatinkan. Beberapa diantaranya, memang sudah ada yang diselamatkan di Dinas Kebudayaan tepatnya di Museum Sang Nila Utama tetapi lebih banyak lagi di luar sana yang masih disimpan oleh pemiliknya.

“Kita tidak tahu bagaimana kondisi naskah-naskah tersebut. Entah masih utuh adanya, entah rusak atau jangan-jangan sudah diperjualbelikan. Inikan sebenarnya sebuah musibah kebudayaan. Sudah banyaklah kita dengar kabar bahwa ada banyak naskah-naskah di tangan masyarakat yang akhirnya diperdagangkan ke dunia luar sana akibat edukasi dan sosialisasi yang masih kurang diberikan kepada masyarakat selama ini. Padahal sebenarnya naskah kuno merupakan cerminan peradaban kebudayaan masyarakat masa dahulunya. Naskah kuno merupakan identitas sekaligus marwah bagi masyarakat Melayu di Riau ini,” ujarnya.

Ditambahkannya juga, oleh karena itu, Dinas Kebudayaan menyambut baik Kerjasama yang ditawarkan Tim EAP FIB Unilak dalam rangka turut sama-sama berperan aktif dalam upaya menjaga dan merawat salah satu khazanah budaya yang ada di Provinsi Riau ini. Pelatihan dan upaya yang serupa seperti ini katanya sangat sejalan dengan amanah Undang-undang Pemajuan Kebudayaan.
Salah seorang narasumber, Dr Pramono juga menegaskan pentingnya spirit dalam upaya penyelamatan naskah-naskah kuno yang ada. Katanya, Sebagai sebuah karya, manuskrip mengandung informasi untuk disampaikan ke masyarakat oleh penulisnya di masa lalu. Karena manuskrip merekam berbagai peristiwa masa lalu, Adapun nilai-nilainya dapat ditransformasikan untuk kepentingan masa sekarang dan yang akan datang.

“Selain itu, manuskrip juga mengandung informasi mengenai pola pikir, perasaan, budaya dan strata sosial penulisnya. Masa sekarang hakikatnya adalah kelanjutan atau perpanjangan dari masa lalu yang sebagian di antaranya masih tampak di tengah-tengah kehidupan kita hari ini, jadi tentu tak ada alasan untuk kita sebagai insan humaniora untuk tidak menanamkan semangat penyelamatan terhadap naskah-naskah kuno yang bertebaran di masyarakat. Mari kita beri edukasi, kita selamatkan naskah-naskah tersebut,” ujar Pramono yang juga merupakan dosen di FIB Unand tersebut.(Rls/YS)