Wan Thamrin: Mulai Awal Mei, Kantor dan Ruang Publik di Riau Akan Gunakan Bahasa Melayu

0
809
Plt Gubri, Wan Thamrin Menerima Berkas dari Dr. Junaidi (tim LAM Riau)

PEKANBARU (HPC) – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim,  berencana akan menerapkan tatanan budaya Melayu yang berlaku dari ruang publik sampai pemerintahan guna melestarikan dan membumikan kembali budaya Melayu di Riau, Demikian disampaikan oleh Wan Thamrin Hasyim usai menerima pengurus LAM Riau, Kamis (22/3/2018).

Selain itu nantinya, untuk di pemerintahan akan ada satu hari bagi para ASN hanya akan menggunakan bahasa Melayu dalam segala urusan termasuk surat menyurat. Penerapan tatanan budaya Melayu ini akan dimulai pada 2 Mei 2018. Yang artinya, ruang publik yang ada di Riau, khususnya di Pekanbaru akan menggunakan Bahasa Melayu.

Jika sebelumnya ruang publik hanya menggunakan dua bahasa yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Maka nantinya bertambah jadi tiga bahasa, yakni ditambah dengan Bahasa Melayu, contoh diberlakukan di bandara.

 “Rencananya kita akan menerapkan pada tanggal 2 Mei 2018. Bandara akan menambah bahasanya dengan bahasa Melayu dan kita juga akan mempergunakan bahasa Melayu,” ujar Wan Thamrin Hasyim  di kantornya.

Penggunaan bahasa melayu juga di berlakukan di tiap daerah di 12 kabupaten dan kota yang ada di Riau. Artinya tiap daearah akan menggunakan bahasa Melayu lokal masing masing daerah.

“Orang Kampar akan berbahasa Kampar, Rohil, ya berbahasa Rohil dan sebagainya,” jelas Wan Thamrin.

Tak hanya itu saja, penggunaan bahasa Melayu juga akan di terapkan di sekolah sekolah melalui muatan lokal di tiap wilayah di Riau.

Terkait penerapan bahasa melayu di ruang publik dan perkantoran di Riau ini juga di benarkan oleh Dr. Junaidi, salah satu tim dari Lembaga Adat Melayu Riau yang mendapatkan kesempatan  khusus untuk meninjau langsung penerapanya di provinsi Yogyakarta dan Jawa Barat.  Hasil dari kunjungan itu kemudian, tim melakukan ekpose di depan PLT Gubernur Riau dan menyerahkan langsung hasil rekomendasi.

“Kami diutus oleh Pak Gubernur untuk mengoptimalkan program muatan lokal berbasis budaya Melayu di Riau. Tak hanya itu saja, Pak Gub juga menginginkan penerapannya di bandara dan hari khusus berbahasa Melayu,” ucap Junaidi yang juga Wakil Rektor I Universitas Lancang Kuning saat dijumpai wartawan.***rls