ACEHTIMUR(HPC)-Hampir sepakatnMusibah yang di alami Keluarga Bapak Ayub terkesan tidak membuat hati sang Pemimpin daerah itu Luluh.
Padahal Peristiwa yang menimpa Keluarga Almarhum Rangga bocah 9 tahun korban pembunuhan itu heboh di tingkat nasional, pasalnya apa yang menimpa keluarga almarhum rangga ini sangat-sangatlah miris, demi menyelamatkan ibunya dari kebiadaban penjahat kelamin, Iya harus merelakan nyawanya melayang.
Padahal, sang pahlawan (Rangga) baru saja menikmati tinggal bersama sang ibu, iya juga baru pindah ke Desa Alu Gadeng Kecamatan Bireum Bayeun Aceh Timur, bertujuan untuk menemani sang ibu yang sedang hamil muda.
Ibunya DN. Sempat menjelaskan, almarhum rangga sebelum pergi kesang ilahi , mereka sempat menghabiskan waktu semalam dengan membaca surat suci al-quran serta mengajarkan Almarhum (Rangga) membaca Iqra’.
“padahal rangga baru seminggu tinggal disini, diapun baru saja menikmati bermain dengan teman teman barunya disini, apalagi iya baru saja diantar ngaji di Tempat Pengajian Al-qur’an (TPA) di daerah situ.yang sangat di sedihkan pada malam sebelum peristiwa itu terjadi, iya (DM) bersama Almarhum Sempat mengabiskan waktu membaca Al-qur’an sambil mengajarkan Rangga membaca iqra’ “. Jelas khaidir Saudara Korban Saat mendengar sang Ibu bercerita dengan penuh isak tangis.
Iya Juga menjelaskan, DM Ibu korban Sangat terpukul saat melihat sang Bidadaranya itu di habisi berkali –kali denga senjata tajam yang saat itu darahnya bercucuran, namun apadaya, Dirinya tidak bisa berbuat apa apa karena saat itu sang pelaku itu mengikat dirinya dan menyayat-yat dirinya sehingga rasa sakit itu tak terhingga,
“saat itu saya sempat meminta pelaku untuk tidak membawa jasad rangga, namun pelaku tidak menghiraukan permintaanya itu”. Jelas Khaidir saudaranya rangga kepada wartawan haluanpos.com 13/10/20.
Mendengar dan melihat peristiwa itu, tiada seorangpun tidak sanggup menahan rasa haru dan sedih serta terpukul dengan apa yang terjadi di daerah seramo mekah ini.
Apalagi keluarga almarhum, bukanlah keluarga yang berada, mereka saat itu tinggal di sebuah gubuk yang berukuran 4×3 meter persegi, dengan lantai tanah berdinding papan semperat, tak hanya itu, mereka juga memanfaatkan ruangan yang seadanya untu memasak dan tidur.
Hal itu sekiranya sangatlah tidak wajar karena mengingat di negeri yang kaya dengan hasil alamnya itu terkesan tak ada yang peduli.
Terkait itu masyarakat mendesak bupati aceh timur serta dewan aceh timur, turut menghibur keluarga korban yang sedang dalam musibah tersebut.
Untuk almarhum rangga, kami hanya bisa berdoa agar engkau ditempatkan disisi yang maha kuasa, disisi para pejuang agama islam, di sisi para para syuhada.
Laporan : 14M