Pemimpin yang Mulia, Mengemban Amanah dengan Hati Nurani

0
1180
Mukhtarudin. M.Pd.I

Penulis: Mukhtarudin. M.Pd.I

Guru SMAN 1 Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti

Haluanpos (HPC)- Salah satu tugas utama kemanusiaan adalah mengelola kehidupan dengan amanah potensi yang dititipkan atas diri kita oleh Allah Sang maha Pencipta. Pengelolaan kehidupan agar lebih menjadi sejahtera baik fisik maupun psikologis spiritual merupakan tanggungjawab manusia sebagai pengemban amanah khalifah filardhi. Untuk itu setiap manusia haruslah mampu menempa dirinya agar mampu mewujudkan amanah, kepemimpinan itu akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah kelak, berdasarkan sebuah hadis Rasulullah saw.

Menjadi pemimpin bukanlah sebuah hasil yang tiba-tiba melainkan sebuah proses panjang penuh dinamika, persiapan fisik, psikologis dan spiritual yang matang serta beragam ujian dengan segala rintangan dan tantangan berat yang harus dihadapi. Lihatlah bagaimana Rasulullah harus melalui sebuah proses persiapan menjadi pemimpin mulia sejak kecil, bapaknya ,meninggal sejak masih dalam kandungan, disusui oleh seorang penyusu (Halimah) dari bani sa’adiyah suatu suku yang hidup di desa pedalaman jauh dari hiruk pikuk suasana budaya populer kota Mekkah pada saat itu, ibunya meninggal saat beliau masih kecil, mengembala kambing hingga dibedah dadanya kemudian dibersihkan dengan air suci oleh malaikat, belajar bertahan hidup dengan mengasah jiwa bisnis/enterpreneurship dengan berdagang ke beberapa negeri, dan mengasingkan diri (uzlah) untuk menyendiri dan merenungkan hakekat kehidupan serta persiapan menerima amanah besar yang akan dipikulnya termasuk meninggalnya orang-orang yang selama ini menjadi benteng perjuangannya.

Semua itu merupakan proses persiapan fisik, mental dan spiritual menuju tangga kepemimpinan yang akan di laluinya. Selain persiapan  (lebih tepatnya dipersiapkan oleh Allah) yang bersifat personal kejiwaan, Rasulullah saw juga menghadapi banyak rintangan panjang dan berat yang harus dihadapi dalam menjalani proses menuju bintang kepemimpinannya, berupa penolakan dan konspirasi kejahatan dari kalangan masyarakat Quraisy yang notabene merupakan kerabat dekatnya sendiri. Embargo ekonomi, pembunuhan terhadap para  pengikutnya, hingga upaya pembunuhan (assasination) terhadap diri Rasulullah sendiri kerap terjadi. Semua itu merupakan proses panjang persiapan diri menjadi pemimpin besar yang nantinya akan mengubah wajah dunia dan menyinari kehidupan  dengan cahaya yang amat terang, ibarat bintang yang terus bersinar di tengah kegelapan alam semesta.

Menjadi pemimpin besar memang membutuhkan persiapan matang dan pembentukan serangkaian sikap yang harus dibangun dalam diri sang calon pemimpin. Sehingga dibutuhkan sebuah formula yang mampu mengantarkannya sebagai pemimpin masa depan. Menurut Akh. Muwafik Saleh (2011) Untuk menjadi seorang pemimpin dengan hati nurani itu perlu memiliki beberapa kompetensi, yakni: Menjadi pribadi yang berkharisma, mampu memotivsi orang lain, Tepat dalam mengambil keputusan, Andal dalam berinteraksi dan Team work.

Seorang pemimpin adalah orang yang menjadi pusat perhatian banyak  orang karena berbagai alasan bisa karena jabatan, kepandaiannya, dan keahliannya, maupun karena kepribadiannya. Peran sebagai publik figur itu tentu mengarahkan seorang pemimpin untuk bersikap dan bertindak, serta berpikir yang mampu menjadi contoh terbaik bagi orang lain.

Sekecil apapun sikap, tindakan, dan pikiran sang pemimpin ini tentunya akan diikuti oleh orang lain karena mereka menganggap itulah contoh sukses yang nyata. Tingkat pengaruh inilah yang menunjukkan tingkat kepemimpinanan yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Semakin seseorang berpengaruh pada orang lain, semakin tinggi pula tingkat kepemimpinannya. Demikian Rasulullah, mampu memberikan pengaruh tidak hanya bagi kalangan sahabat-sahabatnya, namun juga untuk lawan-lawan yang selama ini memusuhinya. Rasul mampu menampilkan segala kemampuan pribadinya dengan sangat mempesona dan mengesankan. Semoga pemimpin-pemimpin kita bisa menyontoh apa yang dilakukan oleh Rasulullah sebagai pemimpin dan diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini amin. (adm)