SMA Olahraga Memprihatinkan

0
816

sma_olahragaPEKANBARU– Provinsi Riau mungkin bisa berbangga bisa menjadi penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) beberapa waktu lalu. Tapi tahukah kita, kondisi SMA Olahraga Provinsi Riau yang semestinya menjadi tempat lahirnya atlet-atlet berkualitas ternyata cukup memprihatinkan.

Dalam kunjungan Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau, Selasa (2/10), Tribun berkesempatan melihat bagaimana kondisi riil sekolah itu. Beberapa fasilitas belum dilengkapi perangkat pendukung. Sementara, kondisi gedung dan lingkungan sekolah jauh dari kesan bersih.

Contohnya ruang laboratorium Kimia dan Biologi. Tribun tak melihat adanya peralatan praktek di ruangan itu. Bahkan ada ruang laboratorium yang hanya dilengkapi empat meja kayu dan beberapa kursi saja.

Sementara di beberapa titik ada lantai yang keramiknya pecah-pecah.
Kondisi toilet siswa juga tak kalah memprihatinkan. Kotor dan berlumut. Sementara, sebuah kursi belajar yang rusak terletak di dekat urinoir (tempat buang air kecil pria). Sementara itu, beberapa titik dinding di asrama siswa putri terlihat retak-retak. Padahal gedung ini baru beberapa tahun dipakai.

Kepala SMA Olahraga Provinsi Riau, Gusrizal ketika ditanyai mengaku bahwa masih banyak kekurangan pada fasilitas sekolahnya. Misalnya saja meubeler di laboratorium yang tak lengkap serta gudang dan pagar sekolah yang tidak ada. “Bahkan, kasur untuk asrama putri harus dibeli sendiri oleh siswa,” katanya.

Menurut dia, kondisi ini tak terlepas dari tiadanya dana operasional untuk sekolah. Disamping itu, beberapa proyek fisik yang pernah dilakukan di sekolah yang mempunyai 226 siswa tersebut juga ada yang kurang baik. Misalnya saja fasilitas WC yang sebulan pakai sudah penuh.

Sementara itu, Kabid Pendidikan Menengah dan Tinggi Disdik Riau, Hadimiharja SPd MP ketika dimintai tanggapannya menjelaskan, Disdik sudah membuat program pemenuhan fasilitas laboratorium di SMA Olahraga tahun 2013 nanti. Pemenuhan kebutuhan fasilitas laboratorium tersebut akan disesuaikan dengan standar kebutuhan Olimpiade Sains Nasional (OSN).

“Jadi tidak sekedar standar praktek saja tapi sesuai dengan OSN. Sehingga jangan sampai saat ikut lomba tingkat nasional siswa tak tahu alat,” ungkapnya. Dalam pekan ini, Disdik sudah akan meminta keterangan pada anak yang pernah ikut OSN untuk mencaritahu sarana yang mereka butuhkan.

Terkait kondisi SMA Olahraga, Hadimiharja menekankan pentingnya membuat program yang sesuai analisis kebutuhan dan bukan analisis keinginan. Sehingga, fasilitas yang disediakan tidak lagi berdasarkan apa yang diinginkan tapi yang dibutuhkan.

Hadimiharja juga menyoroti sistem kebersihan di sekolah tersebut. Menurutnya, kalau hanya mengharap tenaga satu orang tidak akan bisa menciptakan kebersihan di sekolah yang berdiri di lahan seluas 3 hektare itu. Kalau perlu, ada orang yang dipekerjakan khusus membersihkan lingkungan sekolah.

Menurut dia, jika ingin memperbaiki sekolah itu harus ada evaluasi. Selanjutnya dibuat buat analisis dan usulkan anggaran untuk program yang dibutuhkan. Hadimiharja juga menilai sudah perlu melakukan rekrutmen keala sekolah.

“Rencana tahun 2013 nanti akan ada rekrutmen yang sifatnya terbuka untuk siapa saja yang memiliki kemampuan. Kita tidak ingin mengganti, tapi kalau yang ada saja tak bisa membenahi, terpaksa harus diambil langkah penyelesaian,” ungkap Hadimiharja.

Persoalan terpenting menurutnya adalah kemampuan manajemen sekolah yang rendah. Seharusnya pemimpin di sekolah itu sensitif melihat sesuatu.

“Kalau ada kelihatan sampah bisa minta tolong ke siswa untuk membuang ke tempatnya. Sistem ini yang tidak ada,”ungkapnya. Hadimiharja menilai, perbaikan sistem lebih penting daripada penyelesaian kasus per kasus.

(Sumber : http://pekanbaru.tribunnews.com/)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here